PERBEDAAN DAN PERSYARATAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“PENELITIAN TINDAKAN KELAS”
Disusun Oleh:Kel.2
Kelas PAI.C
ALIF MILA ROSITA (210315080)
LAILI NUR ALIMAH (210315077)
M.RIPAI (2103150)
Dosen Pengampu:
JU’SUBAIDI,.
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN Dan KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
MARET 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pekerja professional guru harus memiliki sejumlah kompetensi
khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.Disamping itu, seorang professional
harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas profesinya, yakni
mengondisikan agar pekerjaannya berhasil secara efektif dan efisien.Penelitian
tindakan kelas, merupakan salah satu teknik agar pembelajaran yang dikelola
guru selalu mengalami peningkatan melalui perbaikan secara terus menerus.Oleh
sebab itu, melaksanakan penelitian tindakan kelas erat kaitannya dengan
pelaksanaan tugas professional yang harus dikuasai oleh setiap guru yang
professional. Dengan demikian, pemakalah akan membahas mengenai “perbedaan dan
persyaratan penelitian tindakan kelas”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perbedaan dari PTK dan
penelitian lainya ?
2. Apa saja syarat dalam PTK ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan PTK dengan Penelitian Lain
Berbagai
karakteristik PTK yang membedakanya dengan penelitian formal yang lain dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1.
Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis, dan secara langsung
berkaitan dengan pembelajaran.
2.
Bertujuan memperbaiki, meningkatkan, dan memberikan kerangka kerja yang teratur
terhadap pemecahan masalah pembelajaran.
3.
Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan
mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sikap tanggap, pengujian dan
pembaruan dalam pembelajaran.
4.
Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secara
langsung dalam melaksanakan penelitian.
5.
Self-Evaluatif, yaitu memodifikasi secara kontinu dievalusi dalam situasi yang
ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran.
6. Fokus penelitianya pada pembelajaran sehingga
proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama
peserta didik.
7.
Kooperatif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas tindakan antara
guru sebagai peneliti dan peserta didik.
8.
Penelitian tindakan kelas mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan,
kebebasan, dan kesempatan partisispasif sebagai berikut:
a. Melibatkan peserta didik
b. Mengajarkan keadilan
c. Memberikan kebebasan
d. Mengembangkan
potensi peserta didik
9.
Mengembangkan suatu model pembelajaran, baik sebagian maupun menyeluruh.[1]
Penelitian Non PTK
|
PTK
|
1. Dilakukan oleh orang dari luar
|
1. Dilakukan oleh guru
|
2.
Selalu memperhatikan populasi dan
sampel.
|
2.a. Tidak kenal istilah populasi dan sampel.
b. Kurang
memperhatikan ukuran/kepresentatifan sampel
|
3. Validitas dan reliabilitas instrumen harus
dikembangkan dan diuji.
|
3. Instrumen cukup memiliki validitas isi.
|
4.
Menuntut penggunaan analisis statistik yang kompleks.
|
4. Tidak digunakan analisis statistik
|
5. Sering memerlukan perbandingan atau kelas
kontrol.
|
5. Tidak memerlukan kelas kontrol sebagai
pembanding keberhasilan
|
6. Mempersyaratkan hipotesis penelitian.
|
6. Tidak selalu menggunakan hipotesis penelitian
(kecuali yang berkaitan dengan uji teori).
|
7. Tujuanya untuk:
a.
Mengembangkan pengetahuan umum (teori)
b. Tidak
langsung memperbaiki praktik pembelajaran, tetapi melaui RDD.
|
7. Tujuanya untuk:
a.
Memperbaiki praktik secara langsung.
b.
Memperbaiki mutu proses pembelajaran.
|
Berdasarkan
perbedaan diatas nampak jelas bahwa arahan ptk untuk memperbaiki kualitas
mengajar yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja atau
profesionalisme guru. PTK juga merupakan wujud dari pengembangan kurikulum dan
berguna untuk merencanakan rencana pembelajaran dimasa mendatang, untuk memilih
metode dan teknis yang tepat untuk proses pembelajaran. Tetapi PTK harus
memiliki kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.[2]
Dengan
meahami isu tersebut pendidik atau guru dianjurkan untuk memperhatikan masalah
dikelasnya dan mampu mengatasi melalui kegiatan PTK. Hopkins membantu mengatasi
dengan menyebutkan prinsip-prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan
kelas , yaitu sebagai berikut:
1.
Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang baik dan berkualitas.
2. Peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran.
3. Kegiatan meneliti yang merupakan bagian
integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada
alur atau kaidah ilmiah.
4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah
pembelajaran yang riil merisaukan tanggungjawab profesional dan komitmen
terhadap diagnosis masalah bersandar
pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang
sesungguhnya.
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. [3]
B.
Persyaratan PTK
Tidak
sedikit guru yang sudah pernah mengikuti pelatihan penelitian tindakan, tetapi ketika mengajukan
laporan hasil kepada tim penilai masih belum dapat diterima. Kemungkinan
ditolaknya tulisan tersebut terletak pada kesalahan subtansi atau pada hal-hal
lain diluar subtansi. Menurut Suharsimi
Arikunto, beberapa hal diawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk
diterimanya laporan penelitian tindakan yang dilakukan guru oleh Tim Penilai
Angka Kredit Kenaikan Jabatan Guru, yaitu:
1.
Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di
dalam pembelajaran (tetapi bukan hanya pembelajaran biasa) dan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.
Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukanya pencermatan secara
terus menurus, objektif dan sistematis.
3.
Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus
tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan
bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu, siklus yang kedua, ketiga dan
seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi guru digunakan sebagai bahan
masukan untuk perencanaan siklus berikutnya.
4.
Penelitian tindakan terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah
ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5.
Penelitian tindakan harus benar-benar disadari oleh pemberi maupun pelakunya
sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang
dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan
peristiwa, hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan
dengan rencana yang dibuat sebelumnya. [4]
6. Penelitian tindakan harus benar-benar
menunjukkan adanya perlakuan yang dilakukan oleh pelaksana.[5]
PTK hanya mungkin dapat dilaksanakan manakala tersedia beberapa kondisi
seperti berikut:
1.
Kondisi guru
a.
Guru memiliki sikap professional. PTK hanya mungkin dapat dilakukan oleh
guru yang bersikap professional. Seorang guru professional bukan saja harus
memiliki kompetensi tertentu akan tetapi juga ditandai oleh keinginan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Seorang guru yang professional akan
berfikir bagaimana meningkatkan hasil belajar untuk siswanya.
b.
Guru bersikap terbuka. Artinya guru mau menerima masukan dari orang lain
untuk perbaikan. Guru yang bersikap tertutup berbagai kritikan akan sulit
melaksanakan ptk.
c.
Guru memiliki keinginan untuk menambah wawasan. PTK hanya mungkin dapat
dilakukan oleh guru yang selamanya haus dengan ilmu pengetahuan baru.
2.
Kondisi pimpinan sekolah dan administrator lainya
a.
Kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat terbuka, kepala sekolah yang
terbuka memiliki sikap positif terhadap guru-guru yang ditunjukkan oleh
kebebasan pada guru-guru untuk berimprofisasi dalam melaksanakan tugas
mengajarnya. Guru-guru diberi kesempatan secara penuh untuk melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan kemampuan untuk meningkatkan prestasi anak didik.
Kepala sekolah yang terlalu banyak mengatur guru akan cenderung memasung
kreatifitas guru itu sendiri. Dengan demikian sikap kepala sekolah akan
menentukan dapat atau tidaknya PTK dilakukan oleh guru.
b.
Kepala sekolah dan pengawas harus berperan sebagai motivator untuk
guru-gurunya. Guru adalah manusia biasa yang membutuhkan rasa dihargai oleh
pimpinanya. Dengan demikian agar guru dapat meningkatkan kreatifitasnya, kepala
sekolah perlu menghargai setiap upaya yang dilakukan oleh guru.
c.
Pimpinan sekolah perlu merumuskan dan menyusun program yang memungkinkan
guru dapat melakukan inivasi dalam pembelajaran. Dengsn demikian program
sekolah harus bersifat menantang dan memberikan peluang kepada setiap guru untuk
meningkatkan kinerjanya dengan melakukan berbagai inovasi dalam setiap aspek
pendidikan.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Perbedaan PTK dan Non PTK
a. PTK dilakukan oleh guru, sedangkan non PTK Dilakukan oleh orang lain.
b. PTK tidak mengenal populasi dan sempel, sedangkan PTK
selalu memperhatikan populasi dan sampel.
c. PTK instrument cukup memiliki validitas isi, sedangkan
non PTK Validitas dan reliabilitas instrumen
harus dikembangkan dan diuji.
d. PTK tidak menggunakan analisis statistic, sedangkan
non PTK menuntut penggunaan analisis statistik
yang kompleks.
e. PTK tidak memerlukan kelas
kontrol sebagai pembanding keberhasilan,
sedangkan non PTK sebaliknya.
2.
Persayaratan PTK
a. Penelitian tindakan kelas harus tertuju
atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran (tetapi bukan hanya
pembelajaran biasa) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Penelitian tindakan kelas oleh guru
menuntut dilakukanya pencermatan secara terus menurus, objektif dan sistematis.
c. Penelitian tindakan harus dilakukan
sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
d. Penelitian tindakan terjadi secara wajar,
tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal
yang berlaku.
e. Penelitian tindakan harus benar-benar
disadari oleh pemberi maupun pelakunya.
f. Penelitian tindakan harus benar-benar
menunjukkan adanya perlakuan yang dilakukan oleh pelaksana
DAFTAR PUSTAKA
Aizaluddin. Penelitian
Tindakan Kelas,Bandung: Alfabeta, 2014.
Dimyati ,John. Metodologi
Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Prenademedia Group, 2013.
Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2009.
Sanjaya,Wina,
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Prenada Media Group, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar