PERUMUSAN MISI JASA PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam bisnis jasa, fokus pelanggan
menjadi pilihan tepat untuk
menjalanjan aktivitas pemasaran. Pelayanan penjual kepada pelanggan adalah
perwujudan terciptanya layanan konsumen. Hal ini menjadi salah satu cara untuk
mempertahankan pelanggan. Oleh karen itu, pemasaran menjadi sangat signifikan
dalam bisnis jasa.
Perumusan misi dalam penjualan jasa juga sangat berpengaruh penting
terhadap perkembangan maupun pertumbuhan suatu perusahaan ataupun lemaga
penyedia layananan jasa. Jasa sendiri adalah layanan aktivitas yang tidak
memiliki fisik, tidak diraba dan tidak terlihat oleh mata yang diberikan dari
satu pihak ke pihak yang lainnya.
Merumusakan misi adalah suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena
hal ini akan menjadi pusat pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan
dengan strategi pemasaran. Meskipun dalam membuat rumusan misi adalah bukan hal
yang sulit, namun perusahaan jasa juga perlu hato-hati dalam mebuatnya. Jangan
sampai terkesan rumusan misi yang dibuat itu tidak memiliki makna dan berakibat
negatif bagi perusahaan itu sendiri. Menyikapi hal ini kami akan membuat
makalah yang akan membahas seputar perumusan misi jasa pendidikan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagiamana pemasaran strategis jasa pendidikan?
2. Bagaimana proses perencananan jasa
pendidikan?
3. Bagaimana
proses pengembangan jasa pendidikan?
4. Bagaimana
pelaksanaan jasa pendidikan?
PEMBAHASAN
A. Pemasaran Strategis Jasa
Pendidikan
Hubungan antara pemasaran dan perencaan merupakan inti pemasaran strategis. Kotler dan
Fox telah mengartikan pemasaran strategis sebagi sebuah proses untuk
mengembangkan dan memelihara kesesuaian strategis antara tujuan dan kemampuan
suatu lembaga, serta perubahan peluang pemasaran. Pemasaran strategis meliputi
aktivitas untuk mengembangkan misi yang jelas, mendukung tujuan dan sasaran
lembaga, strategi yang logis serta pelaksanaan yang tepat.
Dalam praktiknya banyak sekolah
yang masih berfokus pada maslaah pemasaran jasa pendidikan yang menggunakan
pendekatan tradisional untuk menerapkan pemasaran jasa pendidikan. Oleh karena
itu, pemasaran jasa pendidikan harus menggunakan konsep manajemen strategis
yang berfokus pada masalah pemasaran jangka panjang, dan menggunakan pendekatan manajemen kontemporer
dalam penerapan konsep pemasaran jasa pendidikan.[1]
Menurut Johnson dan Scholes, konsep manajemen strategis terdiri atas tiga
unsur, yaitu analisis strategis, pilihan strategis, dan pelaksanaan strategis. Ketiga unsur
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena terjadi
secara serempak.
Di dalam setiap unsurnya, kita
dapat mengidentifikasi tiga unsur hubungan masyarakat, yaitu:
1.
Analisis strategis
Analisis strategis dilakukan untuk
memastikan apakah strategi pemasaran jasa pendidikan yang diterapkan berkaitan
dengan riset pemasaran jasa pendidikan dan analisis pemasaran jasa pendidikan.
Analisis strategis pun juga harus dikaitakan dengan pertimbangan lainnya,
seperti keterampilan karyawan sekolah, serta arah organisasi sekolah. Tujuan
analisis strategis adalah untuk memahami posisi strategis sekolah.
Aspek penting analisis strategis
adalah pengumpulan data pemasaran intelejen (marketing intelegence)
sekolah sehingga pemasaran jasa pendidikan dapat membuat keputusan tentang
tren, scenario, serta pola pemasaran jasa pendidikan di masa mendatang.
2.
Pilihan strategis
Pilihan strategis berkaitan dengan
cara memilih salah satu pendekatan dari banyak pendekatan strategi pemasaran
jasa pendidikan, untuk mencapai tujuan pemasaran jasa pendidikan yang
ditetapkan. Pilihan strategis bertujuan untuk memilih pendekatan demi mencapai
tujuan sekolah.
3.
Pelaksanaan strategis
Pelaksaan startegis bertujuan untuk
mengubah strategi pemasaran jasa pendidikan menjadi praktik pemasaran jasa
pendidikan, dengan :
a.
Menerapkan sistem pengumpulan data
pendidikan dan menjaga kualitas jasa pendidikan.
b.
Menyediakan sumber daya pendidikan
yang layak.
c.
Mengevaluasi dampak strategi
pemasaran jasa pendidikan melalui pengawasan yang sistematis.
Pelaksanaan strategis bertujuan untuk mewujudkan keputusan
pemasaran jasa pendidikan ke dalam tindakan nyata, yang mensyaratkan bahwa
keputusan tersebut telah dibuat melalui pemikiran terbuka pada kalayak dan
penerimaan dari pelanggan jasa pendidikan. Aktivitas pelaksanaan strategis
adalah aktivitas untuk menetapkan serta mengoprasikan system pendidikan yang
tepat, memperoleh sumber daya, dan mengevaluasi atau mengukur dampaknya.
B. Perencanaan Pemasaran
Jasa Pendidikan
Saat ini persaingan bisnis jasa
sangatlah ketat, untuk memenangkan persaingan, para manager harus mengelolai
organisasinya dengna konsep pemasaran jasa tersebut. Seringkali pemasaran jasa
dianggap lebih sulit oleh karena beberapa alasan:
1.
Konsumen tidak dapat melihat
wujudnya.
2.
Keuntungan konsumen tidak dapat
diukur dengan standar unit.
3.
Jasa tidak dapat dikuantifikasi
misalnya keramahan seorang guru bisa saja dinilai sempurna oleh seseorang
tetapi tidakbagi orang lain.[2]
Perencaan adalah peran manajemen
untuk membuat pertimbangan tentang pentingnya pasar di dalam keputusan
perencaan dan pilihan startegis. Proses perencanan strategis terdiri atas tiga
unsur, yaitu:
1.
Rencana sekolah
2.
Rencana tematik untuk setiap unsur
rencana sekolah (kurikulum, lokasi, dan keuangan).
3.
Rencana pemasaran jasa pendidikan
(promosi dan hubungan masyarakat), serta riset pemasaran jasa pendidikan dan
evaluasi pemasaran jaa pendidikan di masa mendatang.
Inti dari perencanaan startegis jasa pendidikan adalah menempatkan
sekolah pada titik temu antar visi, nilai dan alokasi sumber daya pendidikan.
Meskipun perencaan startegis sering kali merupakan masalah penting, tetapi
perencanaan strategis menempati tingkat rasionalitas yang tinggi dimana
pemasaran startegis bertugas untuk menerjemahakan pernyataan misi sekolah
ketahap tindakan manajemen pendidikan yang konkret. West-Burnham menemukan
model perencanaan strategis yang bertujuan untuk menyatupadukan sejumlah aspek
penting, yaitu:
1.
Visi, nilai, dna tujuan inti
sekolah.
2.
Permintaan, harapan, dan pengaruh
lingkungan sekolah eksternal sekolah.
3.
Berfokus pada pelanggan jasa
pendidikan.
4.
Memprioritaskan alokasi sumber daya
pendidikan.
5.
Mengelola kerumitan dan
ketidakpastian kondisi sekolah.
Dalam konteks pasar pendiidkan yang baru, apabila dikaitkan dengan
rentang waktu ynag panjang, perencanaan strategis dianggap sebagai inti
menajemen yang efektif pada organisasi sekolah. Dalam konteks tersebut misi dan
rencana starategis adalah tujuan ynag utama, tetapi dibutuhkan strategi
pemasaran jasa pendidikan untuk melakasanakannya. Dengan demikian perencanaan
startegis adalah inti manajemen pemasaran jasa pendidikan.
Berdasarkan persyaratan tersebut, perencanaan didefinisikan sebagai
proses yang dilakukan dalam rentang waktu panjang (tiga sampai lima tahun),
yang menerjemahkan visi dan nilai ke hasil yang berarti, terukur serta praktis.
Dalam proses perencanaan strategi, terdapat siklus perencanaan strategi yang
terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Nilai yang dikendalikan oleh misi
2.
Misi yang diterjemahkan melalui
analisis kebutuhan lingkungan dan organisasi
3.
Berfokus pada aktivitas penghasil
ide sehingga dapat melakukan konsultasi dan keterlibatan
4.
Strategi diterjemahkan kedalam
kebijakan khusus
5.
Mengukur tujuan rencana dan
sasaran, serta apakan rencana dan sasaran sejalan dengan misi.
Pernyataan misi sekolah merupakan inti proses perencanaan pemasaran
jasa pendidikan dan tercermin pada citra positif sekolah (Gray, 1992).
Pelanggan jasa pendidikan beserta kebutuhannya merupakan inti rencana pemasaran
jasa pendidikan. Rencana pemasaran jasa pendidikan meliputi pengakuan yang
jelas bahwa jasa pendidikan harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Fokus rencana pemasaran jasa pendidikan tercermin pada 2 hal:
1.
Mengukur kepuasan pelanggan jasa
pendidikan melalui audit pemasaran jasa pendidikan
2.
Menentukan strategi pemasaran jasa
pendidikan di masa mendatang dengan memerhatikan hasil riset pemasaran jasa
pendidikan.
Menurut Lockhart (2005), tujuan pemasaran jasa pendidikan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Specific (khusus)
Pemasar jasa
pendidikan sebaiknya menghabiskan banyak waktu untuk merumuskan kebutuhan atau
masalah pendidikan lalu menulis tujuan pemasaran jasa pendidikan secara khusus.
2.
Meansurable (terukur)
Tujuan
pemasaran jasa pendidikan harus dinyatakan dalam angka. Untuk menulis tujuan
pemasaran jasa pendidikan dengan benar, pemasaran jasa pendidikan harus
mengetahui cara sekolah dalam mencapai hasil pendidikan yang diharapkan.
3.
Attainable (dapat
dicapai)
Untuk
menetapkan tujuan pemasaran jasa pendidikan yang dapat dicapai, pemasar jasa
pendidikan harus menyederhanakan tujuan pemasaran jasa pendidikan yang besar
menjadi tujuan pemasaran jasa pendidikan yang lebih kecil. Dengan tujuan
pemasaran jasa pendidikan yang lebih kecil, sekolah akan memiliki pengalaman,
kepercayaan diri, dan motivasi besar untuk mencapai tujuan pemasaran jasa pendidikan
yang lebih besar.
4.
Result-Oriented (berorientasi
pada hasil)
Pencapaian
tujuan pemasaran jasa pendidikan bisa membimbing sekolah mencapai hasil
pendidikan yang diharapkan. Tujuan pemasaran jasa pendidikan dapat dibuat tanpa
pemahaman tentang hasil pendidikan yang diharapkan atau tanpa pengenalan terhadap konsekuensi pendidikan
yang tidak diharapkan.
5.
Time-Related (berkaitan
dengan waktu)
Tanpa batas
waktu, pemasar jasa pendidikan akan mengalami penundaan program pendidikan yang
penting, terutama pada lingkungan sekolah dimana aktivitas pendidikan
memerlukan banyak waktu. Menetapkan waktu penyelesaian program pendidikan
meningkatkan kesadaran pentingnya waktu sehingga karyawan sekolah bertanggung
jawab menyelesaikan tugasnya, dan membangun kepuasan kerja dari program
pendidikan yang dilakukan.
Tujuan pemasaran jasa pendidikan yang SMART merupakan alat
pemasaran jasa pendidikan yang efektif untuk mengembangkan tujuan pemasaran
jasa pendidikan yang berkesinambungan.
Rumusan misi yang biasanya hanya menjadi kata-kat indah dalam
laporan tahunan atau profil seklah ternyata merupakan unsur yang penting bagi
sekolah. Oleh karena itu pengertian rumusan misi jasa pendidikan ynag benar
juga harus dipahami oleh sekolah agar rumusan misinya dapat mendukung sekolah
dalam melakukan seluruh aktifitasnya.
Reich mengungkapkan pengerian umum dari rumusan misi sebagai
pernyataamn luas mengenai karakteristik (produk dan pasar), sasaran (keuntungan
dan pertumbuhan), dan filosifi usaha atau hanya tujuan dan filosofinya. Jadi,
terdapat unsur-unsur penting dalam rumusan misi yaitu produk pasar, keuntungan,
pertumbuhan, dan filosofi usaha organisasi. Hal ini bisa dipahami karena
rumusan misi ini akan menjadi pusat pengambilan keputusan organisasi, terutama
yang berkaitan dengan strategi pemasaran jasa pensisikan.
Porter, mengemukanakan bahwa rumusan misi yang
baik ialah rumusan misi yang mengartikuasikan strategi organisasi dan kekuatan
posisi utama dalam pasar. Artinya meskipun membuat rumusan misi itu bukan hal
yang sulit, tetapi organisasi jasa perlu hati-hati ketika membuatnya. Jangan
samppai terkesan rumusan misi yang dibuat itu tidak memiliki makna dan
berakibat negative bagi organisasi itu sendiri.
C. Pengembangan Jasa Pendidikan
Agar mengembangkan misi jasa pendidikan, pemasar jasa pendidikan seharusnya
memerhatikan unsur-unsur utama dari rumusan misi jasa yang disebutkan oleh
Reich (1997), yaitu sebagai berikut:
1. Karakteristik produk.
Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian bagi pemimpin sekolah baik ketika
membuat rumusan misi jasa pendidikan maupun mengubah rumusan misinya adalah faktor
produk dari jasa pendidikan yang ditawarkan, pasar sasaran utama jasa
pendidikan, daya tahan produk jasa pendidikan (tidak digantikan posisinya oleh
produk jasa pendidik lain)), dan lama produk jasa pendidikan akan bertahan.
2. Karakteristik pasar
sasaran. Pasar sasaran jasa pendidikan ialah pengguna potensial dan pembeli
dari produk jasa pendidikan. Perlunya unsure pasar sasaran jasa pendidikan
terkait dengan strategi yang akan diterapkan terutama dalam pemasaran produk
jasa pendidikan. Sekolah yang memiliki rumusan misi yang mencakup pasar sasaran
dapat lebih terarah dalam segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan penentuan
posisi pasar jasa pendidikan.ujuan agar rumusan misi yang dibuat m
3. Tujuan. Rumusan misi jasa
pendidikan juga harus mengandung unsure keuntungan dan pertumbuhan sekolah,
meskipun tidak disebutkan secara eksplisit di dalam rumusan misi jasa pendidikan
tersebut. Oleh sebab itu, sekolah yang tidak secara spesifik memasukkan unsur
keuntungan dan pertumbuhan dalam rumusan misinya tetap membutuhkan komitmen
dalam implementasi rumusan misi, terutama yang berkaitan dengan keuntungan dan
pertumbuhan.
4. Filosofi usaha. Filsafah
dari rumusan misi jasa pendidikan bertujuan agar rumusan misi yang dibuat
mengandung makna yang dalam dan bisa dimengerti bukan saja oleh pemimpin
sekolah, karyawan sekolah ataupun penyelenggara pendidikan, tetapi juga harus
dapat dimengerti oleh pelanggan jasa pendidikan atau masyarakat luas. Rumusan
misi jasa pendidikan yang mengandung unsure filosofis ini juga akan membantu
dalam membentuk budaya sekolah dan menunjang kinerja karyawan sekolah.[3]
Bagi sekolah yang stabil
atau mengalami penurunan pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan, rumusan
misi jasa pendidikan merupakan hal pertama yang harus menjadi acuan guna
menentukan perencanaan, teruatam perencanaan strategis jasa pendidikan.
Pengambil keputusan di sekolah hanya mengevalusai berbagai informasi terkait
dan mengaitkannya dengan rumusan misi jasa pendidikan. Sebaliknya, bagi sekolah
yang sedang berkembang, perencanaan jasa pendidikan lebih baik berdasarkan
analisis situasi sekolah daripada terpaku pada rumusan misi jasa pendidikan.
Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan seperti bertambahnya jumlah
sekolah pesaing, atau perubahan pola pelanggan jasa pendidikan, yang
mengakibatkan rumusan misi jasa pendidikan tidak lagi sesuai dengan keadaan
jasa pendidikan.[4]
D. Pelaksanaan Jasa Pendidikan
Meskipun banyak sekolah
yang memiliki misi jasa pendidikan, tetapi jarang sekali sekolah yang
menyatakannya secara tertulis. Hal ini sebenarnya dapat dipahami karena memang
pada saat itulah sekolah cenderung tersentralisasi sehingga keputusannya hanya
diambil oleh kepala sekolah. Jika kepala sekolah tersebut sudah memahami misi
sekolahnya maka tidak akan timbul masalah, karena orang yang mendapatkan
perintah misi tersebut akan menjalankan keputusan sesuai dengan misi yang
diperolehnya.[5]
Tujuan perumusan misi jasa
pendidikan adalah memperjelas keinginan pemimpin sekolah terhadap visi sekolah
di masa depan dan mengkomunikasikan keinginan itu kepada bawahannya yang akan
mengambil keputusan statregis sekolah. oleh sebab itu, rumusan misi jasa
pendidikan merupakan sumber utama di dalam mengambil keputusan strategis,
tetapi bukan berarti adanya rumusan misi jasa pendidikan maka keputusan
strategis sekolah bias diambil. Pemimpin sekolah tetap saja memerlukan data
dari analisis situasi sekolah.
Terdapat tiga keuntungan
yang bisa diambil dari adanya rumusan misi jasa pendidikan yang baik, yaitu:
1. Rumusan misi jasa
pendidikan dapat mengurangi kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pemimpin sekolah.
2. Rumusan misi jasa
pendidikan mengkomunikasikan secara eksplisit tujuan sekolah ke semua karyawan
sekolah sehingga mereka bias mengetahui dan memahami tujuan yang ingin dicapai
sekolah.
3. Rumusan misi jasa
pendidikan juga mengomunikasikan dan memperkenalkan sekolah ke masyarakat.
Dalam membuat rumusan
misi jasa pendidikan, penting untuk diperhatikan hal-ha yang berkaitan dengan:
1. Misi harus mampu
menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut sekolah.
2. Misi harus berorientasi
ke masa depan dan mampu menggambarkan sekolah pada masa yang akan dating dengan
berpijak pada apa yang telah ada.
3. Misi harus focus pada
pencapaian visi.
4. Visi bukan sesuatu yang
umum, tetapi khusus berlaku untuk sekolah tertentu.
5. Misi merupakan statemen
yang singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.
Dari visi kemudian
dikembangkan misi, sebagaimana contoh: Visi “Terwujudnya pendidikan islami yang
unggul dalam bidang akademik dan non-akademik.”. Misi:
1.
Melaksanakan pembelajaran agama islam dengan mengutamakan penamalan utuk
mewujudkan lulusan yang berakhlak mulia.
2.
Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan
kreatis melalui berbagai pemecahan kasus dan soal-soal standar nasional.
3.
Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler wilayah akademik yang berkualitas
dalam mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba karya ilmiah di
tingkat kabupaten.
4.
Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler wilayah olahraga dan seni yang
berkualitas dalam mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba olahraga
dan seni di tingkat kabupaten.[6]
KESIMPULAN
1.
Pemasaran strategis sebagi sebuah
proses untuk mengembangkan dan memelihara kesesuaian strategis antara tujuan
dan kemampuan suatu lembaga, serta perubahan peluang pemasaran. Pemasaran
strategis meliputi aktivitas untuk mengembangkan misi yang jelas, mendukung
tujuan dan sasaran lembaga, strategi yang logis serta pelaksanaan yang tepat
2.
Perencaan adalah peran manajemen
untuk membuat pertimbangan tentang pentingnya pasar di dalam keputusan
perencaan dan pilihan startegis.
3.
Pemasar jasa pendidikan seharusnya memerhatikan unsur-unsur utama dari
rumusan misi jasa yang disebutkan oleh Reich (1997), yaitu karakteristik
produk, karakteristik pasar sasaran, tujuan, filosofi usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Malau, Harman Manajemen Pemasaran. Bandung:
Alfabeta, 2017.
Muhaimin. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Wijaya, David. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara Group, 2016.
[1]
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara Group,
2016), 34.
[2]
Harman Malau, Manajemen Pemasaran (Bandung: Alfabeta, 2017),62.
[6]
Muhaimin, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
166-167.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar