Strategi Promosi dan
Komunikasi Jasa Pendidikan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, persaingan
antar sekolah satu dengan yang lain semakin interaktif. Pemasaran untuk lembaga
pendidikan mutlak diperlukan. Sekolah perlu belajar dan berinisiatif untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan, agar terjaga eksistensinya.
Kompetisi
antar sekolah semakin ketat dimana masing-masing sekolah menawarkan
keunggulannya. Oleh karena itu, strategi promosi dan komunikasi jasa pendidikan
sangatlah perlu diaplikasikan terhadap pendidikan, sebagai solusi untuk sekolah
dalam mempromosikan program yang lebih baik dan mengedukasi masyarakat agar
lebih bijak dalam memilih pendidikan yang berkualitas.
Berdasarkan
hal tersebut, pemakalah akan menyajikan materi yang membahas tentang strategi
promosi dan komunikasi jasa pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari program komunikasi jasa pendidikan?
2. Bagaimana alternatif teknik komunikasi
jasa pendidikan?
3. Bagaimana desain promosi jasa
pendidikan?
4. Bagaimana publikasi pemasaran jasa
pendidikan?
5. Bagaimana periklanan jasa pendidikan?
|
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Program Komunikasi Jasa Pendidikan
Promosi
jasa pendidikan merupakan salah satu variabel bauran pemasaran jasa pendidikan
yang harus dilakukan sekolah untuk memasarkan produk jasa pendidikan. Aktivitas
promosi jasa pendidikan bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara
sekolah dan pelanggan jasa pendidikan, tapi juga sebagai alat untuk memengaruhi
pelanggan jasa pendidikan di dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa
pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.[1]
Promosi
memiliki arti sebagai komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal lalu mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk itu.
Promosi jasa pendidikan merupakan suatu tugas untuk menginformasikan dan
meyakinkan pasar jasa pendidikan untuk memilih produk jasa pendidikan yang
ditawarkan.[2]
Dasar
pengembangan aktivitas promosi jasa pendidikan adalah komunikasi pemasaran jasa
pendidikan. Sekolah membutuhkan komunikasi pemasaran jasa pendidikan secara
efektif dengan pasar sasaran jasa pendidikan. Oleh karena itu, sekolah harus
menginformasikan tujuan, aktivitas, serta penawaran program pendidikan kepada
pelanggan jasa pendidikan agar tertarik dengan sekolah.
|
B. Alternatif Teknik Komunikasi Jasa
Pendidikan
Bauran
promosi merupakan perpaduan strategi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan, penjualan pribadi, serta alat promosi lainnya yang seluruhnya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Lovelock (2002)
mengklasifikasikan bauran promosi jasa pendidikan menjadi enam kelompok, yaitu
sebagai berikut:
1.
Komunikasi
pribadi (personal communications), yaitu komunikasi secara langsung antara
pemasar jasa pendidikan dan pelanggan jasa pendidikan yang melibatkan dialog
dua arah, seperti percakapan tatap muka, panggilan telepon, dan surat elektronik,
yang meliputi penjualan pribadi jasa pendidikan, telemarketing jasa pendidikan, pelayanan pelanggan jasa
pendidikan, pelatihan pelanggan jasa pendidikan, serta komunikasi dari mulut ke mulut pemasaran jasa pendidikan.
2.
Periklanan
(advertising), yaitu bentuk-bentuk komunikasi bukan pribadi yang dilakukan
pemasar jasa pendidikan dengan tujuan menginformasikan, mengedukasi, atau
membujuk khalayak pasar sasaran jasa pendidikan, antara lain melalui siaran
radio, materi tercetak, internet, papan reklame, dan surat langsung.
3.
Promosi
penjualan (sales promotion), yaitu bentuk insentif jangka pendek yang
ditawarkan kepada pelanggan jasa pendidikan dan perantara jasa pendidikan untuk
merangsang pembelian produk jasa pendidikan seperti pengambilan sampel produk
jasa pendidikan, kupon produk jasa pendidikan, potongan harga produk jasa
pendidikan, tawaran pengembalian tunai produk jasa pendidikan, hadiah, dan
promosi berhadiah.
4.
Publisitas
(publicity) hubungan masyarakat (public relations), yaitu upaya yang dilakukan
pemasar jasa pendidikan untuk memicu minat positif terhadap sekolah dan produk
jasa pendidikan melalui penyebaran berita baru, melaksanakan konferensi pers, menyelenggarakan
peristiwa istimewa, dan mendanai aktivitas yang patut dijadikan berita oleh
pihak ketiga sekolah.
5.
Materi
instruksional (instructional materials), yaitu materi promosi untuk
mempromosikan produk jasa pendidikan yang baru atau atribut produk jasa
pendidikan jika pelanggan jasa pendidikan tidak memahami produk jasa
pendidikan, yang meliputi situs sekolah, buku pedoman sekolah, brosur sekolah,
video dan kaset sekolah, perangkat lunak dan CD sekolah, serta kotak suara sekolah.
6.
Desain
organisasi (corporate design), yaitu aplikasi warna, simbol dan kop surat yang
berbeda-beda sehingga memberikan kemudahan bagi sekolah untuk mengakui
identitasnya, yang meliputi papan merek sekolah, dekorasi bagian dalam sekolah,
kendaraan sekolah, peralatan sekolah, dan seragam sekolah.[4]
Di dalam kampanye promosi jasa
pendidikan, sekolah dapat menggunakan salah satu variabel bauran promosi jasa
pendidikan atau perpaduan variabel bauran promosi jasa pendidikan. Akan tetapi,
ketika menerapkan bauran promosi/komunikasi jasa pendidikan, pemasar jasa
pendidikan harus memahami pasar sasaran jasa pendidikan yang dituju.
Bentuk-bentuk promosi jasa pendidikan yang digunakan setiap sekolah tentunya
akan berbeda-beda. Hal itu bergantung pada beberapa hal berikut:
1.
Klasifikasi
jasa pendidikan
2. Tujuan komunikasi pemasaran jasa pendidikan
3. Penciptaan citra sekolah yang kuat
4. Peningkatan pesanan jasa pendidikan
secara berulang[5]
C.
Desain
Promosi Jasa Pendidikan
Model
komunikasi pemasaran jasa pendidikan menekankan faktor faktor komunikasi
pemasaran jasa pendidikan secara efektif. Pengirim mengirimkan pesan melalui
media. Agar berkomunikasi secara efektif, pengirim perlu memahami kebutuhan dan
keinginan dari penerima. Pengirim harus mahir mengodekan pesan dengan mempertimbangkan
cara khalayak sasaran dalam menguraikan kode pesan. Mereka harus mengirimkan
pesan melalui media yang efisien untuk menjangkau khalayak sasaran dan
membangun saluran umpan balik sehingga dapat mengetahui tanggapan penerima atas
pesan tersebut.
Riset
pemasaran jasa pendidikan diperlukan pada setiap tahapan komunikasi pemasaran
jasa pendidikan, yang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan
khalayak sasaran potensial
2. Menetapkan kebutuhan informasi
3. Mengembangkan pesan yang tepat
4. Mengukur tanggapan khalayak sasaran[6]
Menurut Kotler dan Fox (1995),
komunikator pemasaran jasa pendidikan harus membuat enam keputusan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi khalayak sasaran
Khalayak sasaran
potensial meliputi seluruh khalayak pendidikan dan pasar jasa pendidikan.
Orangtua siswa tertarik dengan informasi biaya pendidikan dan kualitas guru,
sedangkan masyarakat luas tertarik dengan aktivitas sosial dan evaluasi
pengalaman pendidikan siswa. Sekolah seharusnya dapat mengidentifikasi khalayak
sasaran utama dan perhatiannya agar dapat menyediakan informasi sesuai
kebutuhan.
2. Menjelaskan tanggapan yang diinginkan
Komunikasi pemasaran
jasa pendidikan dirancang agar dapat memperoleh tanggapan dari penerima.
Tanggapan itu dapat berupa perubahan terhadap kesadaran warga sekolah dan
program pendidikan atau perubahan perilaku yang berpengaruh pada kualitas
program pendidikan. Apabila sekolah bisa mengetahui tanggapan yang diinginkan,
sekolah membentuk pesan terbaik dan menilai efektivitas pesan.
3. Mengembangkan Pesan
Setelah mendefinisikan
tanggapan yang diinginkan khalayak sasaran sekolah, komunikator dapat
mengembangkan komunikasi pemasaran jasa pendidikan. Komunikasi pemasaran jasa
pendidikan ideal harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan
(action) yang sering kali dikenal dengan Model AIDA (Attention, Interest,
Desire, ond Action). Oleh karena itu, sekolah perlu menggunakan pesan dan jenis
komunikasi Yang berbeda-beda pada tahapan proses komunikasi pemasaran jasa
Pendidikan. Pesan memiliki isi dan bentuk tertentu.[7]
4. Memilih Alat Perantara atau Media
Komunikasi
Komunikator harus
memilih alat perantara atau media komunikasi yang efisien, yaitu sebagai berikut.
a. Komunikasi pribadi (personal
communication), meliputi komunikasi Iangsung dari perwakilan sekolah (alumni,
kantor perwakilan sekolah, karyawan sekolah bagian pengembangan, karyawan
sekolah bagian pendaftaran, dan telemarketer sekolah) serta pengaruh komunikasi
lisan melalui percakapan dengan tetangga, teman, anggota keluarga, dan rekan
kerja sekolah yang merupakan bentuk komunikasi sangat meyakinkan. Menurut
Robertson (1971), organisasi dapat merangsang komunikasi pribadi tersebut
dengan cara sebagai berikut.
1)
Menentukan
individu dan kelompok yang berpengaruh, serta mencurahkan segala upayanya untuk
sekolah.
2)
Menciptakan
pemimpin Opini melalui pembekalan informasi dan meminta untuk membantu sekolah
(misalnya, dalam hal pemerolehan dana atau pendaftaran siswa).
3)
Bekerja
sama dengan pihak berpengaruh, seperti pejabat, kelompok sosial, dan
sebagainya.
4)
Menonjolkan
seseorang yang berpengaruh melalui hubungan pers dan perildanan.
5)
Mengembangkan
perildanan dengan nilai percakapan yang tinggi.
b. Komunikasi bukan pribadi (nonpersonal
communication), meliputi seluruh saluran komunikasi yang tidak melibatkan
hubungan langsung antarwarga sekolah melalui surat kabar, majalah, radio,
televisi, papan reldame, peristiwa istimewa, dan surat langsung.
5. Memilih Atribut Sumber
Komunikasi pemasaran
jasa pendidikan akan berdampak pada khalayak sasaran sekolah jika khalayak
sasaran sekolah telah mengalami prose komunikasi pemasaran jasa pendidikan.
Menurut Kelman dan Hovlanc (1953), ada tiga faktor yang mendasari kredibilitas
sumber, yaitu sebagaj berikut.
a. Keahlian (expertise), yaitu tingkat
ketika komunikator merasa memiliki wewenang terhadap apa yang telah dinyatakan.
Siswa atau alumni biasanya merasa sebagai ahli karena telah mengalami proses
pendidikan. Koordinator bidang studi bisa memiliki keahlian tinggi saat
berbicara tentang mata pelajaran tertentu.[8]
b. Kepercayaan (trustworthiness), yang
berkaitan dengan tingkat objektivitas dan kejujuran sumber yang dirasakan.
Khalayak sasaran sekolah cénderung lebih percaya kepada temannya dan orang lain
dibandingkan dengan orang asing atau karyawan sekolah bagian pendaftaran.
c. Ketertarikan (likability), yang
berkaitan dengan tingkat ketertarikan sumber bagi khalayak sasaran sekolah.
Komunikasi pemasaran jasa pendidikan berbentuk komunikasi yang terus terang,
jenaka, dan wajar cenderung membuat sumber menjadi lebih menyenangkan.
6. Mengumpulkan Umpan Balik
Komunikator harus
menguji komunikasi pemasaran jasa pendidikan sebelum digunakan dan meneliti
pengaruhnya terhadap khalayak sasaran sekolah. Proses pengujian dan riset
meliputi penyimpanan catatan permintaan informasi sekolah, surat pendaftaran,
sumbangan yang diterima sekolah, serta ukuran lain tentang perhatian dan
ketertarikan sekolah komunikator dapat melakukan survei bagi khalayak sasaran
sekolah dan bertanya apakah mereka telah mengenal atau mengingat pesan yang
disampaikan, cara merasakan pesan, perilaku mereka sebelum dan saatini terhadap
sekolah, serta tujuannya untuk mendaftar atau menyumbangkan uang kepada
sekolah.
D.
PUBLIKASI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN
Disadari
atau tidak, sekolah memiliki publikasi pemasaran jasa pendidikan. Apakah
sekolah mengedarkan selembaran fakta sekolah yang difotokopi atau
menjabarkannya ke buku tinjauan sekolah. Materi tersebut mengomunikasikan
tentang sekolah..[9]
Menurut
Lockhart (2005), aktivitas publisitas adalah penerbitan informasi positif
tentang sekolah dan kualitas jasa pendidikan dengan menggunakan media yang
berbeda-beda. Aktivitas publisitas adalah cara menginformasikan kepada
masyarakat secara objektif karena aktivitas tersebut tidak dibiayai sekolah itu
sendiri. Media yang digunakan untuk mencari calon siswa dan donatur sekolah
adalah surat langsung. Surat langsung dapat berupa brosur sekolah yang dikirim
melalui pos yang terdiri atas surat sekolah, buku tinjauan sekolah, formulir
pendaftaran siswa, dan kartu tanggapan. Kotler dan Fox (1995) menyebutkan beberapa
panduan penting penggunaan surat Ferlgsung, yaitu sebagai berikut.
1.
Menetapkan
khalayak sasaran yang paling menjanjikan. Sekolah harus berupaya keras agar
membeli daftar khalayak sasaran yang sesuai segmen pasar sasaran jasa
pendidikan.
2.
Menyusun
pesan yang tepat untuk khalayak sasaran yang tepat. Materi yang disampaikan
harus mencerminkan pemahaman tentang penerima infprmasi dan cara sekolah
memenuhi kebutuhannya. Calon siswa akan ditanya pendapatnya tentang surat yang
dibuat sesuai hamanya, selebaran fakta sekolah yang dapat membantu menyortir
sekolah yang menarik baginya, dan membayar kartu pos di aneminta informasi atau
mengindikasikan bahwa mereka tidak tertarik pada sekolah.[10]
3.
Menyebutkan
manfaat untuk pembaca yang mampu membuat tanggapan secara positif. Dari surat
langsung, kita biasanya sulit membedakan antara atribut sekolah dan manfaat
sekolah yang terdapat di dalamnya. Agar memperjelas manfaat yang ditawarkan sekolah
karyawan sekolah yang membuat Surat langsung harus menjawab beberapa pertanyaan
berikut ini.
a.
Apakah
manfaat yang akan diterima orang yang terlibat pada program pendidikan,
menyumbang dana ke sekolah, atau men‘ daftar ke sekolah?
b.
Apakah
mereka akan keluar dari sekolah?
4.
Mengirim
pesan pada waktu yang tepat. Surat langsung yang dikirim pada waktu yang tepat
akan memperoleh banyak perhatian dari penerima informasi.
5.
Memberitahukan
apa yang kita inginkan ke pembaca. Surat dan brosur sekolah harus menyatakan
tanggapan yang kita inginkan di dalam kaitannya dengan penyampaian informasi, penulisan
formulir pendaftaran siswa, pengiriman cek, pemanfaatan kartu tanggapan, dan
pembayaran pos.
6.
Merencanakan
surat tindak lanjut atau hubungan yang lain. Karyawan sekolah bagian
pendaftaran dapat merencanakan penggantian materi publikasi untuk dikirimkan
kepada orang yang meminta informasi dalam bentuk brosur tentang minat siswa,
informasi mengenai bantuan keuangan sekolah, buku tinjauan sekolah, materi
pendaftaran siswa, undangan ke sekolah, dan menggunakan telepon melalui
karyawarl sekolah bagian pendaftaran.[11]
7.
Mengukur
hasilnya. Hanya dengan memelihara catatan tentang tingkat tanggapan, sekolah
dapat membuat daftar dan materi publikasi yang paling efektif. Sekolah bisa
menggunakan surat langsung dengan kode dari setiap kartu tanggapan yang ditunjukkan
dari daftar nama yang telah ada. Aktivitas pendaftaran siswa seharusnya
memiliki prosedur yang istimewa untuk mengedarkan, menerima, menanggapi, serta
memproses informasi yang sangat banyak. Surat langsung yang digunakan untuk
aktivitas pendaftaran siswa harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.
Harus
mencerminkan misi dan strategi sekolah.
2.
Harus
cukup menarik untuk penerima sehingga penerima akan meme bacanya.
3.
Harus
dikomunikasikan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut
Kotler dan Fox (1995), kantor administrasi sekolah biasanya menggunakan
bentukobentuk surat langsung seperti berikut.[12]
1. Daftar pencarian (search piece). Daftar
pencarian berupa surat pengantar yang pertama diedarkan ke banyak siswa yang
telah terdaftar di sekolah, yaitu saat sekolah mengedarkannya ke beberapa siswa
pilihan. Daftar pencarian harus menciptakan kesadaran dan menimbulkan
ketertarikan siswa
2. Wahana tanggapan (response vehicle).
Daftar pencarian dan surat lainnya meliputi daftar tanggapan berbentuk kartu
pos sehingga membuat siswa mudah bertanya akan informasi sekolah lebih lanjut.
3. Daftar kapal induk (flagship piece).
Daftar kapal induk berupa buku tinjauan sekolah atau prospektus sekolah. Buku
tanggapan sekolah merupakan bentuk percakapan dengan calon siswa dan umumnya
meliputi banyak foto dan unsur visual lainnya.
4. Brosur program pendidikan (program
brochures). Pada umumnya bentuk brosur yang kurang menarik atau formal tidak
memberikan informasi kepada siswa akan apa yang diinginkan. Brosur yang menarn‘
meliputi biografl sekolah, daftar program pendidikan dengan penawaran program
pendidikan, daya tampung program pendidikan, dan informasi hasil pendidikan.
5. Formulir pendaftaran (application form).
Formulir pendaftaran sebagai suatu bentuk komunikasi pemasaran jasa pendidikan,
tetapi sekolah berkualitas dapat membuat perbedaan \mtuk menetapkan orang yang
akan mengisi formulir dan apakah mereka akan mengisi seluruh formulir itu.
6. Katalog (catalog). Katalog menjadi mahal
harganya apabila hanya digunakan sebagai alat referensi. Oleh karena itu,
katalog harus digunakan sebagai alat komunikasi pemasaran jasa pendidikan yang
mencakup informasi program pendidikan, peraturan sekolah, dan sebagainya.[13]
7. Daftar orangtua siswa (parents piece).
Orangtua siswa merupakan pihak terpenting yang terlibat di dalam pengambilan
keputusan sekolah.
8. Daftar pembiayaan (financing piece).
Orangtua siswa memerluka” informasi biaya pendidikan dan metode pilihan
pembayaran biaya pendidikan.
9. Daftar kunjungan sekolah (school visit piece).
Banyak calon siswa dan orangtua siswa datang ke sekolah dari berbagai latar
belakang.
10. Daftar konversi (conversion piece).
Tujuan daftar konversi adalah mendorong siswa yang mendaftar dan terdaftar agar
mendaftarkan diri dan membayar biaya pendidikan
11. Kotak jawaban calon siswa (candidate
reply kit). Sekolah bisa memadukan seluruh formulir informasi, mencetaknya
secara terpadu, dan membuat surat keluar yang lengkap dengan panduan tahapan
dan amplop tambahan.[14]
E. Periklanan Jasa Pendidikan
Periklanan
jasa pendidikan merupakan bentuk promosi pendidikan yang paling banyak
digunakan sekolah dalam mempromosikan produk jasa pendidikan.
Periklanan
jasa pendidikan terdiri atas komunikasi bukan pribadi yang dilakukan melalui
media dengan sponsor. Periklanan jasa pendidikan dapat meliputi media seperti
majalah dan surat kabar, radio dan televisi, media luar (poster, simbol, papan
reklame, dan tulisan di atap), surat langsung, sesuatu yang unik (tinta,
kalender, pena, dan pensil), kartu, katalog, direktori, serta selebaran.
Periklanan jasa pendidikan dapat digunakan untuk membangun citra sekolah jangka
panjang dan reputasi sekolah (periklanan sekolah) atau program tertentu,
memberikan informasi tentang program atau peristiwa istimewa dan berbagai
tujuan lainnya.
Untuk
mengembangkan program periklanan jasa pendidikan yang efektif, Kotler dan Fox
menyarankan kepada kita untuk keputusan utama yang dikenal sebagai 5M yaitu
sebagai berikut:[15]
1.
Mission
(mision) yaitu apakah tujuan periklanan jasa pendidikan?
Program periklanan jasa
pendidikan yang efektif dimulai dengan cara menetapkan tujuan periklanan secara
tepat. Tujuan periklanan jasa pendidikan itu harus didasarkan pada strategi
pemasaran jasa pendidikan sebelumnya, yang mencakup pasar sasaran jasa
pendidikan, penetapan posisi pasar jasa pendidikan, dan bauran pemasaran jasa
pendidikan.
2.
Money
(uang) yaitu berapa banyak uang yang dapat dibelanjakan?
Menetapkan anggaran
periklanan jasa pendidikan bergantung pada tujuan dan program periklanan jasa
pendidikan yang dicapainya. Untuk menetapkan anggaran periklanan jasa
pendidikan, pemasar jasa pendidikan harus bisa merencanakan pengalokasian
anggaran periklanan jasa pendidikan sesuai segmen pasar jasa pendidikan, wilayah
geografis jasa pendidikan, dan periode waktu yang tepat.
3.
Message
(pesan) yaitu apakah pesan yang harus disampaikan?
Setelah menetapkan
tujuan dan anggaran periklanan jasa pendidikan, tahapan berikutnya adalah
mengembangkan pesan yang kreatif
4. Media (media) yaitu apakah media yang
akan digunakan?
Ada tiga tahapan utama
dalam proses pemilihan antara berikut:
a. Memilih di antara berbagai kategori
media
b. Memilih wahana media tertentu, dengan mempertimbangkan
karakteristik-karakteristik media
c. Menetapkan waktu media
5. Measurement (pengukuran), yaitu
bagaimana mengevaluasi hasilnya?
Ada tiga metode
pengujian yang digunakan untuk mengetahui efektivitas Periklanan jasa
pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a.
Pengujian
salinan, yang dilaksanakan sebelum iklan dimasukkan ke media aktual serta
sesudah dicetak atau disiarkan.
b.
Pengujian
media, yang bertujuan untuk menentukan apakah wahana media yang digunakan
berbiaya murah dan dapat memengaruhi khalayak sasaran.
c.
Pengujian
pada tingkat pengeluaran periklanan, yang bertujuan untuk melihat tanggapan
pada tingkat pengeluaran periklanan yang bervariasi.[16]
BAB
III
KESIMPULAN
1. Komunikasi pemasaran jasa pendidikan
adalah pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak yang terlibat dalam
aktivitas pemasaran jasa pendidikan di sekolah.
2. Bauran promosi jasa pendidikan dibagi
menjadi 6, yaitu: komunikasi pribadi, periklanan, promosi penjualan,
publisitas, materi intruksional, dan desain organisasi.
3. Dalam mendesain promosi jasa pendidikan,
ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: mengidentifikasi khalayak sasaran,
menjelaskan tanggapan yang diinginkan, mengembangkan pesan, memilih alat
perantara atau media komunikasi, memilih atribut sumber, dan mengumpulkan umpan
balik.
4. Publikasi pemasaran jasa pendidikan
adalah penerbitan informasi positif tentang sekolah dan kualitas jasa
pendidikan dengan menggunakan media yang bermacam-macam.
5. Periklanan jasa pendidikan merupakan
bentuk promosi jasa pendidikan yang digunakan sekolah dalam mempromosikan jasa
pendidikannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alma, Buchari. Manjemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta,2004.
Saladin,
Djaslim dan Yevis Oesman. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik.
Bandung: Linda Karya, 2002.
Wijaya,
David. Pemasaran Jasa Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara Group, 2016.
[1] David Wijaya, Pemasaran
Jasa Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara Group, 2016), 134.
[2] Saladin, Djaslim dan
Yevis Oesman, Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik (Bandung:Linda
Karya, 2002), 55.
[3] David Wijaya, Pemasaran
Jasa Pendidikan, 135.
[4] Ibid., 136-138.
[5] Ibid., 139.
[6] Ibid., 140.
[8] Buchari Alma, Manjemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung:
Alfabeta,2004), 180.
[9] Ibid., 192.
[10] Ibid., 199.
[12] Ibid.,147.
[13] Ibid.,149.
[14] Ibid.
[15] Ibid.,150.
[16] Ibid.,156.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar