(6) STRATEGI PRODUK DAN DISTRIBUSI JASA PENDIDIKAN

STRATEGI PRODUK DAN DISTRIBUSI JASA PENDIDIKAN




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Saluran distribusi merupakan elemen vital dalam kegaiatan pemasaran suatu barang. Suatu pendidikan sangat perlu melakukan distribusi, hal ini dikarenakan pendistribusian merupakan salah satu proses penyetokan atau penawaran suatu barang ke dalam lingkup pasar ataupun suatu pendidikan. Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Saluran distribusi untuk suaru barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau samapai di suatau lembaga pendidikan. Dan pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaaan harus dihadapkan dengan perantara. Dalam penyaluran distribusi pendidikan harus mempunyai strategi-srategi yang tepat agar dalam penawaran produknya kekonsumen suatu pendidikan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana model produk jasa pendidikan?
  2. Bagaimana bauran produk jasa pendidikan?
  3. Bagaimana penciptaan produk jasa pendidikan?
  4. Bagaimana distribusi jasa pendidikan?

  5. Bagaimana model distribusi jasa pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Produk Jasa Pendidikan
Menurut Chan dan Swatman (2005), terdapatempat model produkjasa yang dapatditerjemahkankeduniapendidikan. Model tersebutadalah:
1.      Model penawaran jasa tambahan
    Gronroos (1990) menemukan model konseptual yang disebut dengan penawaran jasa tambahan. Ada empat tahapan penting dalam pengelolaan penawaran jasa, yaitu sebagai berikut:
a.    Mengembangkan konsep jasa (service concept), yaitu menentukan sekolah berdasarkan dimana jasa pendidikan dapat dikembangkan.
b.   Mengembangkan paket jasa dasar (basic service package), yaitu paket jasa pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan, yang meliputi hal-hal berikut:
1)  Jasa inti (core service), yaitu kurikulum pendidikan yang meliputi tujuan program pendidikan, jumlah mata pelajaran, dan isi kurikulum
2)    Jasa dan produk fasilitas (facilitating services and goods), yaitu jasa pendidikan yang dirancang untuk kompetisi pendidikan, yang berupa aktivitas pendaftaran dan pencatatan data siswa, jasa pustakaan, serta ujian dan tugas siswa.
3)   Jasa produk pendukung (supporting services and goods), yaitu fasilitas perpustakaan serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pendidikan, seperti surat elektronik (surel-email) dan lingkungan pembelajaran online yang dapat meningkatkan kekuatan kompetensi pendidikan
c.   
Mengembangkan penawaran jasa tambahan Aughmented Service Offering (ASO), yang terkait dengan proses jasa pendidikan. Ada tiga unsur dalam penawaran jasa tambahan, yaitu sebagai berikut:
1)  Aksesibilitasjasa (accessibility of sevice), yaitu apakah sekolah memiliki mata pelajaran online, tatap muka, jumlah dan keahlian karyawan sekolah, jam kerja dan daftarnya, lokasi kantor, kelas, dan gudang sekolah, serta peralatan, dokumen dan jumlah pelanggan jasa pendidikan  yang terlibat dalam proses pendidikan.
2)  Interaksi dengan organisasi jasa (interaction), yaitu komunikasi interaktif diantara siswa dan karyawan sekolah, interaksi diantara sumber daya fisik dan teknik sekolahan, dan interaksi dengan siswa lain yang terlibat proses pendidikan.
3)  Partisipasi pelanggan (customer participation), yaitu pelanggan jasa pendidikan (siswa) yang terlibat pada aktivitas pembelajaran.
d.   Mengelola citra dan komunikasi (image and communication). Citra sekolah merupakan upaya jangka panjang sekolah, yang membutuhkan bantuan dan dukungan warga sekolah. Komukasi pemasaran jasa pendidikan mencangkup aktivitas penjualan, periklanan, promosi penjualan, serta komunikasi pemasaran jasa pendidikan.[1]
2.      Model penawaran jasa pendidikan
       Kotler dan Fox (1995) mengemukakan model penawaran jasa pendidikan yang membagi penawaran jasa pendidikan kedalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut:
a.     Penawaran jasa inti (core offer services), yang mengukur manfaat inti pendidikan atau jasa inti pendidikan.
b.     Penawaran jasa nyata (tangible offer services). Fasilitas ini ialah untuk meningatkan nilai jasa inti pendidikan dan manfaatnya bagi pelanggan jasa pendidikan.
c.    Penawaran jasa tambahan (aughmented offer services), yaitu jasa tambahan dan manfaat jasa pendidikan yang ditawarkan pada pasar sasaran jasa pendidikan diluar penawaran jasa inti dan penawaran jasa nyata. Penawaran jasa tambahan itu meliputi akses ibilitas (accessibility), syarat pembiayaan (financing terms), jaminan (guarentee), dan jasa tindak lanjut (follow-up service).[2]
3.      Model molekul
    Shostack (1982) mengembangkan molekul (molecular model) yang diterapkan pada produk dan jasa, dengan menggunakan analogi kimia untuk membantu pemasaran melakukan visualisasi serta mengelola “entitas total pasar”. Ada dua macam bukti jasa (service evidence), yaitu sebagai berikut:
a.    Bukti pendukung (peripheral evidence), yang dimilikinya sebagai bagian dari pembelian jasa pendidikan yang memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai independen (misalnya, kartu pelajar) dan hanya disediakan untuk memperkuat kebenaran jasa pendidikan.
b.      Bukti penting (essential evidence), yang tidak dapat dimiliki pelanggan jasa pendidikan[3]
4.      Model penawaran produk jasa pendidikan
  Cha dan Swatman (2005) menemukan tiga entitas utama yang akan memengaruhi pengembangan program pendidikan dalam menawarkan produk jasa pendidikan yang baru (new educational servce product offerings).
a.   Entitas penyedia jasa pendidikan (educational provider), yang meliputi factor-faktor seperti waktu pengembangan dan sumber daya (anggaran, keahlian, serta teknologi dan informasi).
b.   Entitas siswa (students), yang meliputi manfaat yang dirasakan oleh siswa serta harapan dan gaya pembelajaran siswa.
c.  Entitas pemerintahan dan masyarakat (government and society), yang meliputi berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, dukungan masyarakat, dan sosial eknomi.[4]


B.     Bauran Produk Jasa Pendidikan
Menurut Kotler (200), bauran produk (product mix atau product assortment) adalah kumpulan semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual kepada pembeli. Jadi, bauran produk jasa pendidikan merupakan kumpulan semua produk jasa pendidikan dan unit produk jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah kepada pelanggan jasa pendidikan.
Menurut Davies dan Ellison (2003), bauran produk jasa pendidikan meliputi sebagai berikut:
  •            Kurikulum formal
  •      Strategi belajar-mengajar yang digunakan (dalam hal ruwang lingkup dan efektivitasnya)
  •      Pengukuran tingkat sadar huruf, numerical, dan kemampuan pengetahuansiswa.
  •      Proses penilaian dan pengujian siswa.
  •      Tingkat kemampuan dan prestasi siswa pada waktu masuk dan keluar sekolah.
  •      Ketentuan tentang kebutuhan pendidikan khusus
  •      Hasil pengujian secara eksternal pada berbagai tahap umur siswa.
  •    Perhitungan nilai tambah terhadap setiap individu sekolah, guru dan siswa, dalam tim, dan sebagian sumber daya sekolah
  •     Aktivitas ekstra kulikuler.
  •     Kedisiplinan dan penampilan siswa.[5]

Lockhart (2005) mengelompokkan bauran produk jasa pendidikan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut:
                  1.      Siswa
Siswa adalah sebuah produk jasa yang terlihat secara fisik. Sekolah unggul memiliki karakter siswa yang mampu memenuhi atau melebihi standar pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a.       Sekolah memiliki tingkat keberhasilan pembelajaran yang tinggi
b.      Sekolah memiliki tingkat prestasi belajar yang menonjol
c.       Siswa memiliki kesadaran terhadap kewarga negaraan dan kemasyarakatan.
d.      Siswa lulus dengan kemampuan sebagai anggota masyarakat yang produktif.
e.       Siswa dapat menjadi alumni yang dapat berkontribusi dengan masyarakat.
f.       Sekolah memiliki nilai ujian yang tinggi
g.      Sekolah memiliki angka kemangkiran siswa (pembolosan siswa dari sekolah) yang rendah
h.      Sekolah memiliki angka putus sekolah (dropout rates) dibawah rata-rata.
             2.      Kurikulum
Kurikulum yang bagus sebagai produk jasa pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Kurikulum yang tepat, khusus, luas, dan inovatif.
b.      Kurikulum yang dapat memenuhi kebutuhan siswa
c.  Kurikulum yang dapat mengembangkan suatu program belajar-mengajar baru atau memperbaiki kurikulum yang ada.
d.      Kurikulum baru yang dapat digunakan sepenuhnya oleh guru.
            3.      Aktivitas ekstrakurikuler
Aktivitas ekstrakurikuler seperti olahraga, kesenian, tim debat, atau publikasi sekolah dapat menarik perhatian siswa dan orang tua siswa karena akan meningkatkan pengalaman belajar siswa. Pemasar jasa pendidikan harus mengelola program ekstrakurikuler dengan baik sehingga dapat menyediakan peluang keberhasilan siswa disekolah.
            4.      Sekolah sebagai pusat kegiatan masyarakat
Sekolah merupakan pusat kegiatan masyarakat karena menyediakan tempat pertemuan yang membahas masalah kewarganegaraan. Oleh sebab itu, saat melakukan penelitian terhadap sekolah, pemasaran jasa pendidikan dapat memerhatikan hal-hal tersebut ataupun menilai kualitas interaksi sekolah dengan masyarakat, yaitu apakah sekolah merupakan mitra yang dapat diandalkan bagi masyarakat dan mampu menawarkan jasa pendidikan berkualitas meskipun sumber daya pendidikan terbatas.[6]
C.    Penciptaan Produk Jasa Pendidikan
Setiap sekolah harus mampu mengembangkan produk jasa pendidikan baru agar bisa membentuk masa depan yang lebih baik. Jika selera dan pilihan pelanggan jasa pendidikan selalu berubah-ubah, proses pengembangn produk jasa pendidikan baru merupakan kebutuhan sekolah. Inovasi merupakan aliran darah untuk keberhasilan sekolah jadi, pengelolaan inovasi adalah inti keberhasilan sekolah. Di sekolah, pemasaran jasa pendidikan mengambil tindakan proaktif untuk mengembangkan produk jasa pendidikan. Oleh karena itu, kita perlu menentukan berbagai kriteria tentang produk baru, yaitu sebagai berikut:
         1.      Produk Inovatif yaitu produk yang benar-benar baru yang berasal dari ide baru yang belum pernah ada sebelumya.
       2.      Produk Imitasi merupakan produk baru bagi perusahaan yang membuatnya namun produk tersebut sudah lama ada di pasaran.
         3.      Produk Pengganti yang merupakan produk baru yang berasal dari produk lama tetapi diganti atau diperbarui dengan ide-ide baru.[7]
Hamilton mengembangkan model pengembangan produk baru, menurut Griffin dan Tzokas telah membuktikan bahwa model tersebut berhasil digunakan untuk mengembangkan produk baru. Tahapan pengembangan produk baru yang dapat digunakan oleh dunia pendidikan, sebagai berikut:
1.   Strategi produk baru mencakup kesesuaian antara teknologi pendidikan dan pemasaran jasa pendidikan, sifat dan tingkat keunggulan produk jasa pendidikan baru, serta tingkat senergi dan penerimaan resiko yang diharapkan sekolah.
2.      Menghasilkan gagasan yang datang dari sumber-sumber.
3.      Penyaringan gagasan, setelah menghasilkan gagasan produk jasa pendidikan baru, pemasaran jasa pendidikan melaksanakan penyaringan yaitu menghapus gagasan yang tidak sejalan dengan strategi produk jasa pendidikan.
4.      Pengembangan dan penguji konsep, pada tahap ini pemasaran jasa pendidikan melakukan uji coba konsep agar dapat menilai gagasan produk jasa pendidikan baru sebelum bentuk asli produk jasa pendidikan dibuat.
5. Analisis usaha, setelah melalui proses uji coba konsep pemasaran jasa pendidikan melaksanakan analisis usaha yang memperhitungkan asppek permintaan, biaya, dan penjualan jasa pendidikan.
6.  Pengembangan dab pengujian produk, pada tahap ini pemasar jasa pendidikan mengembangkan bentuk asli produk jasa pendidikan.
7.   Uji coba pemasaran, setelah mengembangkan produk jasa pendidikan pemasar jasa pendidikan melakukan pengujian pasar jasa pendidikan.
8.      Peluncuran, merupakan keputusan untuk memasarkan produk jasa pendidikan.[8]
D.    Distribusi Jasa Pendidikan
Untuk industri manufaktur, istilah place (tempat) berarti saluran distribusi (distribution channel) atau saluran perdagangan. Namun untuk sektor jasa, termasuk jasa pendidikan, istilah place berarti tempat pelayanan atau lokasi jasa pendidikan. Revzan (1991) menyatakan bahwa saluran distribusi merupakan jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara dan akhimya sampai ke pengguna. Defmisi Revzan bersifat sempit karena istilah barang sering kali diartikan sebagai produk fisik. Defmisi Revzan membatasi lembaga yang ada. Sebaliknya, Kotler mengemukakan defmisi luas tentang saluran distribusi karena memasukkan semua lembaga yang memiliki kepentingan dengan saluran distribusi dan tidak hanya mencakup produk fisik, tetapi juga jasa.
Menurut Kotler (2000), saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan tidak terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap dikonsumsi. Menurut Kotler clan Fox (1995), saluran
distribusi jasa pendidikan adalah unsur ketiga bauran pemasaran jasa pendidikan, yang merupakan proses ketika sekolah membuat program pendidikan serta jasa pendidikan sehingga dapat tersedia dan diakses oleh pasar sasaran jasa pendidikan. Saluran distribusi jasa pendidikan adalah aktivitas yang terkait di mana lingkungan flSik lokasi jasa pendidikan dan kapan penjadwalan program pendidikan akan ditawarkan (Davis, 1991). Saluran distribusi jasa pendidikan juga tidak hanya mengacu pada di mana produk jasa pendidikan dapat disampaikan, tetapi juga car!j penyampaian produk jasa pendidikan (Lockhart, 2005). Kata “di mana’, Meliputi lingkungan flsik sekolah. yaitu bangunan, tanah, ruang kelas, yeralatan, dan fasilitas pendidikan lainnya. Sementara itu, kata “bagaimana” meliputi cara penyampalan produk jasa pendidikan. Misalnya, melalui metodologl pengajaran, yaitu apakah sekolah menggunakan metode tradisional atau inovatif.
Saluran distribusi jasa pendidikan juga berkaitan dengan lokasi. penampilan, dan fasilitas distribusi jasa pendidikan di mana j asa pendidikan disampaikan sehingga memengaruhi aksesibilitas dan ketersediaan jasa pendidilcan (James dan Phillips, 1995). Pusdiklat Depdiknas (2008) mendefmisikan saluran distribusi jasa pendidikan sebagai saluran pemasaran jasa pendidikan.[9]
E.     Model Distribusi Jasa Pendidikan
Keputusan lokasi jasa pendidikan merupakan salah satu keputusan penting yang dibuat oleh pemasar jasa pendidikan. Untuk menetapkan keputusan lokasi jasa pendidikan yang efektif, kita perlu mengetahui mekanisme yang mengatur pilihan calon siswa terhadap lokasi jasa pendidikan. Model gravitasi (gravity model) jasa pendidikan merupakan model yang mengevaluasi tingkat mobilitas calon siswa terhadap sekolah yang diinginkan. Model gravitasi berasal dari model interaksi ruang berdasarkan hukum gravitasi Newton. Model gravitasi jasa pendidikan bisa diterapkan' agar mengetahui perilaku calon siswa potensial terhadap pilihan sekolah dalam konteks regional.
Isaac Newton menemukan hukum gravitasi ketika melihat buah apel iatuh di kepalanya ketika berada di taman. Bunyi hukum gravitasi Newton adalah setiap partikel menarik partikel lain dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan hasil kali massa kedua partikel, dan berbanding lerbalik dengan kuadrat dari jarak antara kedua. Untuk merumuskan konsep itu, kita memberikan simbol F untuk besar gaya gravitasi antara kedua massa benda, G untuk konstanta gravitasi, ml untuk besar massa benda pertama, m2 untuk besar massa benda kedua, dan r untuk jarak antara kedua massa benda. “Hukum gravitasi Newton” adalah sebagai berikut.
Dalam dunia pendidikan, model gravitasi jasa pendidikan diterapkan berdasarkan pemanfaatan hukum gravitasi Newton yang digunakan Untuk menguraikan pilihan pelanggan jasa pendidikan dari alternatif lokasi jasa pendidikan yang tersedia (Hotelling, 1929). Untuk merumuskan konsep tersebut, kita dapat menggunakan simbol i untuk daerah asal calon siswa (lokasi calon pelanggan jasa pendidikan potensial) dan j untuk daerah tujuan sekolah (alternatif lokasi jasa pendidikan yang diusulkan). “Model gravitasi jasa pendidikan” dapat dirumuskan sebagai berikut.
Simbol Gii melambangkan arus jasa pendidikan dari daerah asal calon siswa i menuju daerah tujuan sekolah j yang bergantung pada faktor-faktor latar belakang siswa (Pi) yang berkaitan dengan daerah asal calon siswa i. Simbol Ql merupakan faktor-faktor yang menarik calon siswa terhadap daerah tujuan sekolah j dan Simbol dij merupakan fungsi jarak dari daerah asal calon siswa i terhadap daerah tujuan sekolah j. Simbol k ,a, dan b melambangkan parameter pengujian. Menurut Huff (1964), “fungsi jarak” daerah asal calon siswa i terhadap daerah tujuan sekolah
Simbol-Simbol Pi dan Qj bergantung pada faktor-faktor tata ruang yang berkaitan dengan daerah asal calon siswa i dan daerah tujuan sekolah j, 5eperti pekerjaan, jenis bisnis, dan fasilitas publik. Pada model gravitasi jasa pendidikan.
Namun sering kali, terdapat hambatan untuk menghitung total arus jasa pendidikan dari daerah asal calon siswa atau ketika memasuki daerah tujuan sekolah. Iika total arus jasa pendidikan yang berasal darl latar belakang siswa (Oi) telah diketahui, model gravitasi jasa pendidikan
Untuk menggunakan model gravitasi jasa pendidikan yang baru, Bruno dan Genovese (2008) menyebut dua tahap penting yang harus ditempuh, yaitu sebagai berikut.
  1. Mendefinisikan area jasa pendidikan dan tata ruang area jasa pendidikan. Area jasa pendidikan ialah daerah di mana jasa pendidikan akan ditempatkan yang biasanya dibagi ke dalam beberapa daerah administratif, sedangkan tata ruang area jasa pendidikan merupakan kawasan pendidikan dengan peruntukan khusus yang memiliki batasan ukuran atau standar tertentu (Direktorat jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, 1997).[10]
  2. Mendefmisikan parameter yang berkontribusi terhadap perhitungan arus Gr," Agar dapat menerapkan model gravitasi jasa pendidikan yang baru, kita harus menghitung total arus jasa pendidikan yang dihasilkan (Oi) dan faktor-faktor yang menarik calon siswa terhadap daerah tujuan Sekolah (Qi) dari setiap daerah. Kita juga harus menghitung besarnya jarak antara setiap pasang daerah dan menetapkary parameter pengujian model. Untuk menghitung total arus jasa pendidikan yang dihasilkan (Oi) yang berasal dari daerah i, kita asumsikan nilai Oi merupakan total permintaan jasa pendidikan yang berasal dari setiap daerah. Dalam hal ini, nilai'O. sama dengan jumlah calon siswa yang mendaftar di berbagai sekolahl yang berada pada daerah i dalam satu tahun ajaran. Faktor-faktor yang menarik calon siswa terhadap daerah tujuan sekolah (Qj) yang berkaitan dengan wilayah j merupakan kemampuan wilayah j untuk menarik permintaan jasa pendidikan yang akan dihasilkan. Untuk mendefmisikan faktor-faktor tersebut, kita perlu melakukan survei pada calon siswa yang terkait dengan kondisi kehidupan siswa pada daerah tersebut. Survei yang dilakukan di Italia (Catalano dan Figa~ Talamanca, 2003) membuktikan faktor-faktor yang memengaruhi pilihan lokasi sekolah ialah kualitas jasa pendidikan yang ditawarkan (kualitas beserta jumlah rnata pelajaran dan kelas, citra dan tradisi sekolah) dan atribut kota besar (jasa yang tersedia dan kehidupan sosial budaya). Dalam hal ini, “faktor-faktor yang menarik calon siswa terhadap daerah tujuan sekolah (Qj)”.
Simbol Qij ialah indeks ketertarikan yang berkaitan dengan kualitas jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah pada daerah j atau ukuran lokasi sekolah yang bergengsi di daerah j. Dalam hal ini, kita menetapkan nilai Qlj sama dengan total calon siswa yang mendaftar di sekolah pada daerah j Simbol Q2; ialah indeks kualitas kehidupan (nilai berbagai atribut kota besar) dan dihitung untuk setiap kota di Indonesia. Khususnya, kita menggunakan indeks tersebut dalam kaitannya dengan kota-kota di Indonesia yang berada pada daerah j, yang dihitung melalui jumlah penduduk setiap kota. Untuk menghitung jarak d ij antara daerah i dengan daerah j, kita hams mendennisikan kedua pusat dari masing-masing daerah j, yaitu sebagai berikut:
1.       Pusat X), yang serupa dengan pusat gravitasi dari distribusi jumlah penduduk daerah j.
2.       Pusat Yj. yang serupa dengan pusat gravitasi yang dihitung dengan memerhatikan posisi lokasi sekolah pada daerah j, dengan asumsl bahwa nilai pusat gravitasi tersebut dari setiap sekolah sama dengan jumlah calon siswa yang mendaftar di sekolah.
jadi, jarak d6 antara daérah i dengan daerah j (“fungsi jarak dari daerah asal calon siswa i terhadap daerah tujuan sekolah j”).
Simbol melambangkan faktor koreksi, sedangkan simool merupakan jarak Euclidean antara pusat gravitasi Xi dengan pusat gravitasi Y1. Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial-ekonomi di mana arus perpindahan penduduknya tetap, nilai aii sama dengan 2 jika daerahi merupakan kota-kota besar di Indonesia  sedangkan daerah j bukan merupakan kota-kota besar d1 Indonesia  Oleh karena itu, setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang jarak yang kemungkinan dapat asimetris dan digambarkan dalam bentuk distribusi normal Skewness (Plastria, 1992).
Parameter pengujian ditetapkan sama dengan 1 dan nilai n sangat bervariasi dengan rambu-rambu, jarak dii d‘alam daerah yang sama merupakan jarak di antara dua pusat gravitasL Oleh karena itu, jarak dij dapat menjadi ukuran penyebaran dari sistem rekolah secara regional yang berkaitan dengan distribusi penduduk pada set ap daerah.[11]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Menurut Chan danSwatman (2005), terdapatempat model produkjasa yang dapatditerjemahkankeduniapendidikan. Model tersebutadalah:
a.       Model penawaran jasa tambahan
b.      Model penawaran jasa pendidikan
c.       Model molekul
d.      Model penawaran produk jasa pendidikan baru
2.   Lockhart mengelompokkan bauran produk jasa pendidikan menjadi empat kelompok yaitu siswa, kurikulum, aktivitas ekstrakurikuler, sekolah sebagai pusat kegiatan masyarakat.
3.    Hamilton mengembangkan model pengembangan produk baru, menurut Griffin dan Tzokas telah membuktikan bahwa model tersebut berhasil digunakan untuk mengembangkan produk baru. Tahapan pengembangan produk baru yang dapat digunakan oleh dunia pendidikan yaitu strategi produk baru, menghasilkan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian konsep, analisis usaha, pengembangan dan pengujian produk, uji coba pemasaran, peluncuran.
4.   Distribusi jasa pendidikan adalah unsur ketiga bauran pemasaran jasa pendidikan, yang merupakan proses ketika sekolah membuat program pendidikan serta jasa pendidikan sehingga dapat tersedia dan diakses oleh pasar sasaran jasa pendidikan.
5.      Model distribusi jasa pendidikan salah satunya Keputusan lokasi jasa pendidikan merupakan salah satu keputusan penting yang dibuat oleh pemasar jasa pendidikan. Untuk menetapkan keputusan lokasi jasa pendidikan yang efektif, kita perlu mengetahui mekanisme yang mengatur pilihan calon siswa terhadap lokasi jasa pendidikan.



[1] David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), 91-96.
[2] Ibid., 96.
[3] David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, 87-98.
[4] Ibid., 99-100.
[5] David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, 101-103.
[6] Ibid.,104.
[8] David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan.,106-107.
[9]David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan.,108.
[10]David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan.,109-111.
[11]David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan.,112-113.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

Popular Posts

Category 1

No one has ever become poor by giving, Please Donate

Popular Posts

Subscribe Via Email

Sign up for our newsletter, and well send you news and tutorials on web design, coding, business, and more! You'll also receive these great gifts:

Subscribe Via Email

LightBlog

Daftar Blog Saya

Slider

Fashion

Music

Text Widget

Follow Us @soratemplates

Fashion

Technology

Fashion

Diberdayakan oleh Blogger.

ads

show

Facebook

My Instagram

Cari Blog Ini

Temukan makalahmu...

Facebook

Stay Connected

Comments

Blogroll

Follow us

Vertical1

Featured Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Video Of Day

Subscribe for New Post Notifications

Followers

Fixed Link!

Welcome To Basil

Home Top Ad

Responsive Ads Here

My Instagram

Translate

Makalah dan PPT

Site Links

Flickr Images

Hello! We’re Fenix Creative Photo Studio

Sepakbola

Ethereum

Ripple

Laman

LightBlog

Pages - Menu

Adbox

Bitcoin

Litecoin

7

News

Sports

Food

Technology

Featured

Videos

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Featured Posts

Statistik

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Random Posts

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Recent

Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Hello, here you can tell something about yourself or you can put your blog description here or even you can add some quote of your choice here. This is an optional text area which you can hide or delete from the layout. Its totally dependent upon you if you want this text area or not.

Ads

test

Sponsor Advertisement

Ads

Hey there, We are Blossom Themes! We are trying to provide you the new way to look and use the blogger templates. Our designers are working hard and pushing the boundaries of possibilities to widen the horizon of the regular templates and provide high quality blogger templates to all hardworking bloggers!

Follow us on FaceBook

Popular Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.