DATA DAN INSTRUMEN PENGUMPULANNYA
Makalah ini
disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Metodologi
Penelitian Tindakan Kelas”
Disusun oleh:
Kelas
PAI.C/Kelompok 8
Istikomah (210315096)
Maghfirotul
Aulia (210315083)
Dosen
Pengampu:
Dr.
Ju’Subaidi, M.Ag
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
MARET 2018
|
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu
yang biasa disebut dengan instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses
tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi informasi yang
dapat menjelaskan suatu fenomena atau ketertarikan pada suatu fenomena.
Di dalam suatu penelitian
ilmiah, agar data yang dikumpulkan menjadi valid, maka harus mengetahui bagaimana
cara-cara pengumpulan data dalam research, sehingga data yang diperoleh menjadi
pendukung konsep tertentu. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam
penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi akan memperoleh data yang
akan diteliti.
Oleh karena itu, menyusun
instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tidak dapat
dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat
dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dibuat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari data?
2. Apa saja instrumen pengumpulan data?
|
|
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Data
Data adalah segala fakta atau keterangan tentang sesuatu
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Informasi itu
sendiri adalah adalah berita yang berupa hasil pengolahan data yang dipakai
untuk suatu keperluan. Contoh data, “Gresik adalah kota Pudak”, contoh
informasi,”saat ini penjualan pudak dikota gresik mengalami peningkatan.”[1]
Data dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara
lain berdasarkan aspek sifat skor, dimensi waktu, cara memperoleh (sumber) dan
skala pengukurannya.
1.
Ditinjau dari aspek skornya, data digolongkan menjadi dua
yaitu data diskret dan data kontinyu.
a.
Data diskret adalah data yang satuannya merupakan
bilangan bulat atau tidak berbentuk pecahan. Data
diskret pada dasarnya diperoleh dari suatu pencacahan.
Contoh: Data
jumlah mahasiswa di suatu Universitas.
b.
Data kontinyu adalah data yang satuannya merupakan
bilangan pecahan. Data kontinyu pada dasarnya diperoleh dari hasil pengukuran.
Contoh:
Data mengenai rata-rata indeks prestasi mahasiswa di suatu
Universitas.
2.
Ditinjau dari aspek waktu, data digolongkan menjadi dua,
yaitu data tme series dan data cross section.
a.
Data time series adalah
data yang dikumpulkan pada waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau
karakteristik obyek pada saat penelitian dilakukan.
|
b.
Data cross section adalah
data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang dapat menggambarkan perkembangan
suatu kejadian atau kegiatan tertentu.
Contoh: Data
perkembangan jumlah mahasiswa di suatu Universitas selama 5 tahun terakhir.
3.
Ditinjau dari aspek dari cara memperolehnya (sumber),
data digolongkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
a.
Data primer adalah data yang didapat dan diolah langsung
oleh obyeknya.
Contoh: Data
hasil observasi langsung, data hasil wawancara dan data hasil pengisisan
kuisioner.
b.
Data sekunder adalah data yang di dapat dalam bentuk
sudah jadi, merupakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain misalnya
dari BPS, sekolah, media massa dan sebagainya.
Contoh: Data
jumlah penduduk buta aksara pada tahun 2010 yang diperoleh dari BPS.
4.
Ditinjau dari aspek skala pengukurannya, data digolongkan
menjadi empat yaitu data nominal, ordinal, interval dan rasio.
a.
Nominal adalah skala yang hanya mempunyai ciri dapat
membedakan tetapi tidak mempunyai tingkatan.
Contoh: Jenis
kelamin siswa dapat dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan.
b.
Ordinal adalah skala yang mempunyai ciri dapat membedakan
dan mempunyai urutan (ordering).
Contoh: Jenjang
pendidikan orang tua siswa dapat dibedakan menjadi SD, SMP, SMA dan seterusnya.
c.
Interval adalah skala pengukuran yang mempunyai ciri
dapat membedakan, mempunyai urutan dan jarak yang sama, tetapi tidak mempunyai
nol mutlak (angka nol mempunyai arti).
Contoh: Temperatur atau suhu ruang kelas
d.
Rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai ciri dapat
membedakan, mempunyai urutan dan jarak yang sama, tetapi mempunyai nol mutlak
(angka nolnya tidak mempunyai arti).
B.
Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh data atau informasi. Dalam proses
pengumpulan data diperlukan alat atau instrumen pengumpul data. Metode atau
alat pengumpul data memiliki makna yang berbeda. Metode pengumpul data berarti cara
atau prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data
berarti instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data.[3]
Alat atau instrumen ini
mencerminkan juga cara pelaksaannya, maka sering juga disebut dengan teknik
penelitian. Penelitian sebagai suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah
termasuk PTK, selama berhubungan dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa
instrumen yang tepat, peneliti tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Karena penelitian itu memerlukan data-data empiris. Dalam PTK banyak instrumen
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, namun penggunaannya sangat
tergantung pada jenis permasalahannya yang akan diteliti.[4]
Dalam penelitian kuantitatif,
kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketetapan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan realibilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan
realiabel. Apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. Instrumen dalam penelitian kuantitaif dapat berupa test,
pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner dan sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif,
yang menjadi instrumen atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri. Oleh
karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
[5]
Pengumpulan data itu sendiri
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai
cara. Bila dilihat dari setting-nya dapat dilakukan dengan setting
alamiah dan laboratorium dengan metode eksperimen. Sugiyono memberi penjelasan
bahwa dilihat dari sumbernya maka dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Jika dilihat dari cara atau pengumpulannya
dibedakan menjadi tiga cara yaitu interview (wawancara), kuesioner
(angket) dan observasi (pengamatan).
Hadari Nawawi, membagi teknik
pengumpulan data menjadi 6 diantaranya teknik observasi langsung (observasi
partisipan), teknik observasi tidak langsung (observasi kuasi partisipan),
teknik komunikasi langsung (wawancara/interview), teknik
pengukuran/penilaian (tes), teknik studi dokumenter (bibliografis). Adapun
Suharsimi Arikunto, membagi jenis alat pengumpulan data menjadi lima yaitu tes,
kuesioner atau angket, interview, observasi dan dokumentasi.
Dari tiga pendapat pakar dalam
bidang penelitian tersebut, secara garis besarnya alat atau instrumen
pengumpulan data penelitian terdiri dari lima macam, yaitu tes, angket,
wawancara, observasi dan dokumentasi.[6]
1. Tes
Tes merupakan alat pengukur
data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimul)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban
yang dijadikan penetapan skor angka. Ada jenis tes dalam penelitian yaitu tes
prestasi belajar dan tes kecerdasan.[7]
Tes sebagai instrumen ata alat
pengumpul data penelitian menurut suharsimi Arikunto dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a. Tes buatan guru yaitu tes yang disusun oleh guru dengan prosedur
tertentu, tetapi belum melalui uji coba sehingga belum diketahui validitas maupun
reliabilitasnya.
b. Tes terstandar yaitu tes yang biasanya sudah tersedia dalam lembaga
testing, yang sudah terjamin validitas maupun reliabilitasnya. Tes standar
sudah dicantumkan petunjuk pelaksaan, waktu yang dibutuhkan, bahan yang
tercakup dan lain-lain.
Wayan Nurkancana dkk. Membagi
tes berdasarkan bentuk pertanyaan yaitu sebagai berikut.
a. Tes objektif
Tes objektif ialah tes yang disusun dalam bentuk
objektif yakni terstee di dalam memberikan jawaban tinggal memberikan tanda
silang atau melingkari serta mengisi atau melengkapi terhadap soal yang
diterimanya. Jenis-jienis tes objektif diantaranya :
1) Tes benar-salah (True False), tes ini di dalam emberikan jawaban
tinggal memberikan tanda silang pada jawaban B bila benar dan S bila pernyataan
soalnya salah.
2) Pilihan Ganda (Multiple Choice), tes ini berupa bentuk item atau
soal yang belum lengkap dan kelengkapannya disediakan untuk dipilih yang pada umumnya
ditulis pada lajur sebelah kanan dari item soalnya dan biasanya pilihan
berupa A, B, C dan D.
3) Menjodohkan (Matching), tes ini dalam penyusunan soalnya dibuat
dua kolom secara paralel, yakni kolom soal dan kolom jawaban.
4) Melengkapi (Completion), tes ini hanya tiggal melengkapi item soal
yang belum lengkap.
b. Tes uraian (Essay)
Tes bentuk ini menghendaki agar
testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian yang relatif panjang. Bentuk
pertanyaan biasa untuk menjelaskan, membandingkan dan menginterprestasikan
tentang sesuatu.[8]
2. Angket atau kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan
alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
harus dijawab oleh subjek penelitian. Kuesioner efektif digunakan untuk
penelitian yang memiliki jumlah sampel banyak karena pengisian kuesioner dapat
dilakukan bersama-sama dalam satu waktu. Kuesioner dapat mengungkapkan banyak
hal sehingga dalam waktu singkat diperoleh banyak data atau keterangan. Subjek
penelitian dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang
lain. Waktu pengisian kuesioner disesuaikan dengan waktu luang yang dimiliki
subjek penelitian. Pekerjaan peneliti lebih ringan karena proses pengambilan
sampai pengolahan data hasil pengisian kuesioner dapat dilakukan oleh orang
lain.[9]
Angket sebagai alat pengumpulan
data juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan angket yaitu bisa
mengungkap data diri responden secara bebas, karena responden secara bebas
dapat mengunggkapkan pendapatnya tanpa ada yang memengaruhinya. Sedangkan
kelemahannya yaitu pertama, sukar ditelusuri apabila ada kekurangan
pengisian yang disebabkan karena responden kurang memahami maksud dari
masing-masing item. Kedua, tidak mungkin melakukan analisis lebih lanjut
apabila peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang
diperlukan.
Sukardi memberi penjelasan
bahwa bentuk angket atau kuesioner dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka pada umumnya
dibuat dalam bentuk item dengan pertanyaan mengapa, apakah, bagaimana,
kapan, di mana, siapa dan lainnya. Berikut contoh item kuesioner bentuk
terbuka:
1)
Apakah saudara siap menerima
tugas tambahan yang diberikan oleh atasan saudara?
2)
Tugas-tugas yang seperti apa
yang dirasakan memberatkan tugas kerja saudara?
b. Kuesioner Tertutup
Kuesioner tertutup dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1)
Item kuesioner dengan dua option jawaban:
benar-salah atau ya-tidak.
Contoh: Apakah anda senang menggunakan waktu luang
untuk rekreasi?
Jawaban: ya-tidak
2)
Item kuesioner dengan jawaban
empat option jawaban, misal: baik, cukup, sedang, kurang.
Contoh: bagaimana nilai rata-rata rapor anak-anak SD
Nusa Indah semester ini?
Jawaban: a. Baik b.
Cukup c. Sedang d. Kurang
3. Wawancara/interview
Wawancara merupakan salah satu
metode pengumpulan data dan informasi secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan
cara tatap muka langsung antara interviewer dengan interviewee. Wawancara
banyak digunakan untuk penelitian studi kasus, evaluasi dan grounded
research. Jenis penelitian tersebut banyak menggunakan data kualitatif.
Pengumpulan data menggunakan
wawancara memiliki beberapa kelebihan yaitu peneliti dapat memperoleh informasi
luas dan mendalam tentang sikap, pikiran, harapan dan perasaan responden yang
ingin diketahuinya. Selain itu juga memiliki kelemahan diantaranya membutuhkan
banyak waktu dan tenaga, jawaban responden bisa lemah apabila takut, merasa
diinterograsi atau ingin dinilai baik maka memberikan informasi baik-baik saja
padahal tidak sesuai.[10]
Untuk menjaga agar bias
terhadap isi wawancara, maka sebaiknya interviewer sudah didampingi
dengan alat bantu wawancara (interview guide). Pedoman wawancara dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur
Pedoman wawancara tidak
terstruktur hanya memuat garis besar isi materi yang akan ditanyakan. Dengan
pedoman wawancara tidak terstuktur, kreativitas pewawancara sangat diperlukan,
bahkan hasil wawancara sangat ditentukan oleh suasana yang dapat diciptakan
oleh si pewawancara. Contoh:
1. Apa yang Bapak/Ibu lakukan pada saat anak berada di rumah berkaitan
dengan permainan yang dilakukan anak-anak?
2. Dengan siapa Bapak/Ibu memercayakan pengasuhan putra putrinya?
b. Pedoman wawancara terstruktur
Pedoman wawancara ini sudah
disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist. Pewawancara
tinggal membubuhi tanda (√) pada jawaban yang diberikan oleh responden. Contoh:
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan Pendidikan di kabupaten
ini?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Tidak baik
4. Observasi
Observasi adalah metode
pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian
yang dilakukan secara sistematik. Alat yang digunakan untuk mengobservasi dapat
berupa lembar pengamatan atau check list. Pada alat tersebut perilaku yang akan
diamati sudah ditulis sehingga pada saat peneliti melakukan pengamatan,
peneliti tinggal memberi tanda cek atau skor nilai.[11]
Sebagai alat pengumpul data,
observasi memiliki kelebihan yaitu:
a. Dapat mengumpulkan banyak informasi yang hanya dapat diselidiki dengan
observasi.
b. Hasilnya lebih akurat dan tidak dapat disangkal.
c. Subjek penelitian tidak bisa berbohong.
d. Perilaku kelompok yang terjadi serempak dapat diamati dalam satu waktu.
Selain kelebihan, adapun kelemahan dari observasi,
diantaranya:
a. Data hasil observasi sangat tergantung kepada kemampuan pengamat
(observer) dalam mengingat kejadian-kejadian yang diobservasi.
b. Beberapa objek penelitian sulit diobservasi terutama yang menyangkut
sangat rahasia.
Dari segi proses pelaksaan
pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu observasi
partisipan dan observasi tidak langsung.
a. Observasi partisipan (langsung)
Pada kegiatan observasi
langsung si peneliti terlibat langsung dengan objek atau subjek yang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambal melakukan
penelitian, peneliti ikut mengerjakan apa yang sedang dikerjakan oleh sumber
data dan ikut mengerjakan apa yang sedang dikerjakan oleh sumber data dan ikut
merasakan suka dukanya. Melalui observasi partisipan, observer akan mendapatkan
data yang lengkap dan mendalam tentang sesuatu yang sedang diselidiki.[12]
b.
Observasi tidak langsung
Peneliti tidak langsung
terjun dikacah penelitian atau tidak terlibat langsung dalam proses kegiatan
atau kehidupan orang-orang yang sedang diteliti. Jadi, peneliti hanya mengamati
dari jarak jauh sebagai pengamat independen.
Dari cara pengamatan menurut sugiyono membagi dua
bagian lagi, yakni :
a. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan pelaksanaanya, dimana
tempatnya dan siapa subjek yang akan diamati. Dalam pelaksanaannya peneliti
bisa menggunakan checklist atau pedoman wawancara yang telah disusun
secara baik bisa digunakan sebagai instrumen observasi ini.
b. Observasi tidak terstruktur
Observasi jenis ini tidak
mempersiapkan instrument secara terencana, sehingga pelaksanaan observasi tidak
berlangsung secra sistematis. Hal ini biasanya dilakukan oleh peneliti yang
tidak tahu secara pasti berbagai gejala yang bakal muncul di dalam kegiatan
observasi. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrument
yang telah dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan observasi. [13]
5. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, koran,
majalah, prasasti, notulen rapat, leger nilai, agenda dan lain-lain.
Sukardi
membedakan jenis dokumentasi menjadi dua, yakni:
a. Dokumentasi resmi
Dokumen yang secara resmi
memang ditata kelola oleh suatu instansi. Dokumen yang termasuk resmi, antara lain: surat
keputusan, surat perjanjian kerja sama, surat jual beli, surat tanda nomer
kendaraan (STNK), dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB).
b. Dokumentasi tidak resmi
Dokumen yang tidak disusun
untuk kepentingan dinas atau kepentingan berhubungan antar dua pihak yang
secara resmi harus dibuat oleh pejabat yang berwenang dengan ditandai oleh
adanya nomor surat, perihal, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang serta
dicap sebagai tanda sah.
Adapun kelebihan dan kelemahan
dari dokumentasi. Dari segi kelebihan dokumentasi yaitu efisien dari segi
waktu, efisien dari segi tenaga dan efisien dari segi biaya. Adapun
kelemahannya yaitu validitas data rendah, masih bisa diragukan dan reliabilitas
data rendah, masih bisa diragukan.[14]
|
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Data adalah segala
fakta atau keterangan tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi. Ditinjau dari aspek skornya, data digolongkan menjadi dua
yaitu: Data diskret dan Data kontinyu. Ditinjau dari aspek waktu, data
digolongkan menjadi dua, yaitu: Data time
series dan
Data cross section. Ditinjau dari aspek
dari cara memperolehnya (sumber), data digolongkan menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Ditinjau dari aspek skala pengukurannya, data digolongkan
menjadi empat yaitu data nominal, ordinal, interval dan rasio.
2. Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh data
atau informasi. Dalam proses pengumpulan data diperlukan alat atau instrumen
pengumpul data. Metode atau alat pengumpul data memiliki makna yang berbeda.
Metode pengumpul data berarti cara atau prosedur yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Alat pengumpul data berarti instrumen atau perangkat yang
digunakan untuk mengumpulkan data
3. Secara garis besarnya alat atau instrumen pengumpulan data penelitian
terdiri dari lima macam, yaitu tes, angket, wawancara, observasi dan
dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dessy, Andhita
Wulansari. Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik Dengan
Menggunakan SPSS. Ponorogo: STAIN Po PRESS. 2012.
Dimyati, Johni. Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2013.
Mulyatingsih,
Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2014.
Paizaluddin.dkk.
Penelitian Tindakan Kelas (Calssroom Action Research) panduan teoritis dan
praktis. Bandung: Alfabeta. 2014.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
kencana. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitaif,
kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA. 2006.
|
[1] Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik
Dengan Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2012), 61.
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitaif,
kualitatif dan R&D) (Bandung: ALFABETA, 2006), 305.
[6] Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2013), 70-71.
[7] Paizaluddin.dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Calssroom Action
Research) panduan teoritis dan praktis (Bandung: Alfabeta, 2014), 131.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar