(4) PENENTUAN POSISI PASAR DAN DIFERENSIASI PRODUK JASA PENDIDIKAN)


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dewasa ini, persaingan antar sekolah semakin interaktif. Pemasaran untuk lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Sekolah sebagi lembaga penyedia jasa pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (peserta didik) karena pendidikan merupakan proses yang saling memengaruhi dan berkelanjutan.
Kompetisi antar sekolah semakin ketat yang mana masing-masing sekolah menawarkan keunggulannya. Oleh karena itu strategi pemasaran jasa pendidikan sangatlah perlu diaplikasikan terhadap pendidikan, sebagai solusi untuk sekolah dalam mempromosikan program pendidikanjyang lebih baik dan mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas dalam memilih pendidikan yang berkualitas. Untuk mengenal lebih dalam mengenai pemasaran jasa pendidikan, pemakalah akan memberikan ulasan dengan beberapa rumusan masalah. Pemakalah mengharap koreksi dari berbagai pihak apabila terdapat kesalahan dalam menuliskan pemaparan terkait penentuan posisi pasar dan diferensiasi produk jasa pendidikan.

  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pentingnya penentuan posisi pasar dan diferensiasi produk jasa pendidikan ?
2.      Bagaimana penentuan posisi pasar jasa pendidikan?
3.      Bagaimana tingkatan penentuan posisi pasar jasa pendidikan?
4.      Bagaimana diferensiasi produk jasa pendidikan?
5.      Bagaimana daya saing sekolah?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Penentuan Posisi Pasar dan Diferensiasi Produk Jasa Pendidikan
Penentuan posisi pasar sekolah berbeda dengan posisi sekolah. Penentuan posisi pasar sekolah adalah cara kelompok internal dan eksternal sekolah merasakan posisi pasar. Menurut Kotler, penentuan posisi pasar ialah tindakan merancang bauran produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di ingatan pelanggan, sehingga pelanggan dapat memahami dan menghargai hal yang dilakukan organisasi dalam kaitannya dengan kompetitor.
Penentuan posisi pasar dimulai dengan produk, barang dagang, jasa, perusahaan, institusi atau bahkan orang, tetapi penentuan posisi pasar bukanlah berarti kita melakukan sesuatu hal untuk produk. Penentuan posisi pasar merupakan cara untuk memosisikan produk ke pikiran pelanggan. Penentu posisi pasar adalah proses untuk merancang citra dan nilai organisasi, agar pelanggan pada segmen pasar itu dapat memahami posisi organisasi atau merek dalam kaitannya dengan kompetitor. Faktor-faktor yang memengaruhi posisi organisasi atau merek, yaitu :
1.      Rentang produk.
2.      Kinerja produk.
3.      Harga produk.
4.      Jaringan distribusi.
5.      Periklanan dan promosi.
6.      Profil pelanggan.
7.      Komunikasi dari mulut ke mulut.
8.      Pengalaman pelanggan.
9.      Media yang digunakan.
Jika telah melakukan analisis SWOT, kita harus memiliki pemahaman yang baik tentang posisi sekolah kita, karena sudah mengetahui kekuatan, kelemahaman, peluang, serta ancaman yang ada. Kita dapat menggunakan informasi analisis SWOT untuk menulis pernyataan penentuan posisi pasar sekolah kita. Jadi, kita membutuhkan masukan dari kelompok internal dan eksternal sekolah untuk membantu mengembangkan pernyataan itu. Menurut Lockhart, pernyataan penentuan posisi pasar sekolah seharusnya dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1.      Siapakah sekolah kita?
2.      Apakah yang ditawarkan sekolah kita?
3.      Apakah manfaat dari sesuatu hal yang ditawarkan sekolah kita?
4.      Bagaimana caranya sekolah kita dapat berbeda?
Pernyataan penentuan posisi pasar sekolah dapat berupa satu atau dua kalimat pernyataan yang mendefinisikan cara pelanggan jasa pendidikan merasakan posisi sekolahnya. Pernyataan itu ditetapkan oleh pihak internal dan eksternal sekolah yang berupa kalaimat pertanyaan : apakah yang ditawarkan sekolah, kepada siapa menawarkannya, dan mengapa sekolah berbeda.
Unsur terpenting pernyataan penentuan posisi pasar sekolah adalah diferensiasi sekolah. Oleh karena itu, kita jangan sampai terjebak membuat pernyataan penentuan posisi pasar sekolah yang tidak didukung pelanggan jasa pendidikan. Tujuan akhir penentuan posisi pasar sekolah adalah menentukan posisi pasar sekolah yang sejalan dengan pernyataan penentuan posisi pasar sekolah, yang dirasakan oleh pihak internal dan eksternal sekolah.
Glatter dkk. mengidentifikasikan 8 pilihan strategi penentuan posisi pasar persaingan sekolah, yaitu sebagai berikut :
1.      Perbedaan struktur, yaitu pengelola pendidikan lokal, swasta, atau negeri.
2.      Perbedaan kurikulum, yaitu mengembangkan kekhususan atau menekankan pada unsur kurikulum tertentu (misalnya kesenian, teknologi, atau olahraga).
3.      Perbedaan gaya, yang menekankan pada pendekatan belajar-mengajar atau kedisiplinan.
4.      Perbedaan agama atau filosofi, misalnya sekolah berbasis iman.
5.      Perbedaan jenis kelamin, yaitu anak laki-laki atau perempuan.
6.      Perbedaan rentang kemampuan siswa, yaitu melalui pemilihan atau penentuan kemampuan.
7.      Perbedaan rentang umur siswa, misalnya siswa berumur 6-12 tahun.
8.      Perbedaan prestasi siswa, yaitu penekanan pada prestasi pendidikan yang bagus dalam pengertian mutlak dan terukur atau dalam pengertian relatif yang terkait dengan konsep nilai tambah (value added) jasa pendidikan.
Setelah membuat pernyataan penentuan posisi pasar sekolah dalam bentuk janji kepada pelanggan jasa pendidikan, kita harus memenuhi janji tersebut. Agar memenuhi janji tersebut, kita perlu mendukungnya dengan strategi diferensiasi. Menurut Kazmi, diferensiasi merupakan proses untuk menciptakan penawaran yang berbeda, dan dapat membedakan organisasi melalui sejumlah alat yang telah tersedia sehingga dapat menambahkan nilai yang berarti pada penawaran tersebut.[1]

B.     Penentuan Posisi Pasar Jasa Pendidikan
Penentuan posisi pasar jasa pendidikan merupakan konsep psikologis yang berkaitan dengan bagaimana pelanggan jasa pendidikan yang ada, maupun calon pelanggan jasa pendidikan dapat menerima sekolah dan produknya dibandingkan dengan sekolah lain. Latar belakang pemikiran penentuan posisi pasar jasa pendidikan ialah untuk menciptakan citra sekolah yang diharapkan, artinya langsung berkaitan dengan bagaimana pelanggan jasa pendidikan yang berada di segmen pasar jasa pendidikan tertentu tersebut mempersepsikan jasa pendidikan. Tanpa strategi penentuan posisi pasar jasa pendidikan yang efektif, maka sekolah akan selalu berada dalam posisi reaktif terhadap program pemasaran sekolah pesaingnya.
Menurut Kotler, terdapat tiga langkah dalam melakukan penentuan posisi pasar, yaitu sebagai berikut:
1.      Mengenal berbagai keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
2.      Memilih berbagai keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
3.      Menyampaikan berbagai keunggulan itu secara efektif kepada pasar sasaran.
Tidak semua keunggulan merupakan indikator yang bisa ditampilkan ke pasar. Oleh karena itu, Kotler mengemukakan bahwa keunggulan yang patut ditampilkan yaitu harus memenuhi kriteria berikut :
1.      Penting. Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting untuk cukup banyak pelanggan jasa pendidikan.
2.      Berbeda. Keunggulan berarti belum ada sekolah pesaing lain yang menawarkan atau memosisikan keunggulan itu, atau sudah ada sekolah yang menawarkannya dengan cara yang lebih umum.
3.      Unggul. Keunggulan berarti lebih baik dibandingkan dengan produk jasa pendidikan lain yang telah dimiliki oleh sekolah pesaing.
4.      Bisa dikomunikasikan. Keunggulan berarti bisa dikomunikasikan dan menjadi perhatian pelanggan jasa pendidikan atau calon pelanggan jasa pendidikan.
5.      Pelopor. Keunggulan berarti sekolah pesaing sulit meniru keunggulan yang dimilikinya tersebut.
6.      Harga terjangkau. Keunggulan berarti pelanggan jasa pendidikan mampu membayar biaya terhadap keunggulan yang ditambahkan dalam produk jasa pendidikan.
7.      Menguntungkan. Keunggulan berarti sekolah bisa memperoleh manfaat dari adanya keunggulan itu.[2]

C.    Tingkatan Penentuan Posisi Pasar Jasa Pendidikan
Penentuan posisi pasar jasa pendidikan ditunjukkan langsung kepada pelanggan jasa pendidikan dan komunikasi, berperan besar menancapkan citra produk jasa pendidikan kedalam benak pelanggan jasa pendidikan. Namun demikian, penentuan posisi pasar jasa pendidikan bukan sekedar iklan atau promosi jasa pendidikan. Penentuan pasar jasa pendidikan juga bisa dibentuk melalui penentuan harga jasa pendidikan, distribusi jasa pendidikan, serta produk atau proses jasa pendidikan itu sendiri. Pembentukan posisi pasar produk jasa pendidikan dimulai dari proses jasa pendidikan. Tujuannya adalah melihat lebih dekat proses jasa pendidikan sebagai unsur struktural dan menyarankan cara proses jasa pendidikan itu sehingga dapat direkayasa untuk tujuan penentuan posisi pasar prodak jasa pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh Shostack (1992). Shostack juga mengemukakan bahwa penentuan posisi pasar yang dilakukan terhadap organisasi dapat terjadi pada berbagai tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1.      Tingkatan industry
2.      Tingkatan oraganisasi
3.      Tingkatan sektor produk
4.      Tingkatan produk atau jasa individu.[3]
 
D.    Diferensiasi Produk Jasa Pendidikan
Dalam bidang pendidikan diperlukan dua konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:
1.      Distinctive competence, yaitu tindakan yang dilakukakan oleh lembaga pendidikan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pesaing.
2.      Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Dalam perancangan dan implementasi strategi meraih keunggulan bersaing terdapat dua scenario yang dapat dipilih, yaitu scenario cost (cost strategy) dan scenario manfaat unik (differentiatin strategy). Substansi cost strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk, untuk satu satuan manfaat yang relatif sama, dengan harga yang lebih rendah. Dalam hal ini suatu satuan pendidikan menawarkan program dan manfaat tertentu (relative sama dengan yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis) dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan substansi differentiatin strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk untuk satu satuan manfaat yang lebih unik, dengan harga yang relative sama. Untuk meraih keunggulan, suatu satuan pendidikan dapat menawarkan program dan manfaat yang lebih unik daripada yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis dengan harga yang relative sama.[4]
Strategi differensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi bersaing. Strategi ini mengisyaratkan lembaga pendidikan mempunyai jasa atau fasilitas yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya persepsi mengenai keunggulan program, innovasi pendidikan, pelayanan yang lebih baik, brand image yang lebih unggul dan lain-lain.[5]
Kazmi (2007) mengemukakan bahwa terdapat beberapa variabel penting yang memengaruhi organisasi untuk membedakan penawaran produknya dengan kompetitor, yaitu sebagai berikut:
1.      Diferensiasi produk (product differentistion) yaitu diferensiasi yang terjadi dalam perubahan bentuk produk dan berbagai atribut produk lainnya atau dengan menetapkan kinerja produk dan rancangan produk yang berkualitas unggul dan unik, serta menciptakan produk yang memiliki daya tahan atau tingkat keandalan yang tinggi atau bahkan menciptakan produk dengan gaya yang unik.
2.      Diferensiasi jasa (service differentiation), yaitu diferensiasi yang terjadi jika produk fisik tidak mudah dibedakan dengan kompetitor, biasanya dalam aneka jasa yang menawarkan jaminan produk atau kontrak pemeliharaan, hadiah, pelatihan kepada pelanggan, dan sebagainya.
3.      Diferensiasi karyawan (personnel differentiation), yaitu diferensiasi yang terjadi melalui pelatihan karyawan agar memiliki pengetahuan dan kompetensi, sikap sopan santun kepelanggan, kredibilitas individu, keandalan dan ketanggapan terhadap pelanggan, serta keterampilan komunikasi.
4.      Diferensiasi citra (image differentiation), yaitu diferensiasi untuk membedakan identitas dan citran dari organisasi dengan memposisikan dirinya atau produknya.[6]

E.     Daya Saing Sekolah
Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pada pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan serta keberlangsungan lembaga atau sekolah dan juga dalam menarik pangsa pasar. Pemasaran dalam pendidikan berbeda halnya dengan pemasaran pada umumnya dikarenakan pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang bersifat non profit.
Strategi pemasaran jasa pendidikan erat kaitannya dengan keunggulan daya saing sekolah, karena suatu lembaga mampu dikatakan kompetitif apabila lembaga tersebut mempunyai sesuatu yang tidak atau belum dimiliki oleh kompetitornya.untuk memperoleh keunggulan dalam daya saing diperlukan strategi pemasaran yang baik. Persaingan antar lembaga pendidikan mengakibatkan pengelolal sekolah dituntut untuk berfikir cerdasagar tidak kehilangan pangsa pasarnya.[7]
Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja dari kemampuan bersaing jangka pendek dan jangka panjang untuk memberikan nilai bagi pihak-pihak yang berkaitan secara berkelanjutan (Joewono, 2006). Daya saing organisasi diukur dengan menyeimbangkan antara posisi atau kinerja yang telah dicapainya dengan kemampuan bersaing di masa mendatang. Kemampuan bersaing sekolah dapat diukur dengan menggunakan “tujuh plus satu” alat ukur daya saing atau disebut juga “7n1” Compettiveness indicator untuk menilai kemampuan bersaing organsasi, melayani pelanggan dan para pemangku kepentingan. Ukuran keberhasilan sekolah dengan menggunakan “7n1” Compettiveness indicator, yaitu sebagai berikut:
1.      Penjualan (Sales)
Salah satu tuuan sekolah adalah menjual jasa pendidikan karena omset penjualan jasa pendidikan merupakan “aliran darah” likuiditas sekolahnya. Omset Penjualan jasa pendikan diperoleh dengan melakukan kegiatan pull selling dan push selling. Kegiatan pull selling jasa pendidikan dilaksanakan dengan memberikan serangkaian janji (melalui kampanye periklanan pendidikan dan pengelolaan merk pendidikan) yang menjadi impian pelanggan jasa pendidikan agar dapat menarik minat beli pelanggan jasa pendidikan. Kegiatan push selling jasa pendidikan dilakukan melalu infrastruktur penjualan jasa pendidikan dan saluran distribusi jasa pendidikan.


2.      Pangsa pasar (Marker Share)
Pangsa pasar adalah perbandingan antara omset penjualan jasa pendidikan dan ukuran pasar jasa pendidikan di dalam sektor nasional. Pangsa pasar jasa pendidikan mencermikan penguasaan pasar sekolah atas sekolah kompetitornya. Semakin tinggi pangsa pasar jasa pendidikan berarti semakin tinggi penguasaan sekolah atas lingkungan pendidikan.
3.      Kesadaran pelanggan (customer Awareness)
Jika pelanggan jasa pendidikan tidak mengenal sekolah, kemungkinan pembelan jasa pendidikan akan rendah. Tidak mengherankan jika banyak sekolah berlomba-lomba memopulerkan produk jasa pendidikan atau merek sekolah melalui iklan pendidikan untuk memperoleh kesadaran yang tinggi.
4.      Citra pelanggan (Customer Image)
Citra sekolah yang baik adalah citra sekolah sesuai harapan pemimpin sekolah atas pengelola merek pendidikan yang biasanya dikenal dengan istilah penentuan posisi. Penentuan posisi dapat berupa harapan persepsi terhadap sekolah,merek pendidikan, atau produk jasa pendidikan. Citra sekolah ini harus dibentuk oleh pemasar jasa pendidikan secara proaktif melalui komunikasi pemasaran jasa pendidikan yang terpadu dan sistematis, bukannya secara pasif.
5.      Kepuasan pelanggan (Cumtomer Satisfaction)
Kepuasan pelanggan jasa pendidikan adalah proses yang dimulai yang dimulai dari perencanaan produk jasa pendidikan, layanan prajual jasa pendidikan, layanan selama proses penjualan jasa pendidikan, sampa dengan layanan purnajual jasa pendidikan.
6.      Loyalitas pelanggan (Customer Loyality)
Saat ini biaya untuk merebut jasa pendidikan semakin mahal.oleh sebab itu, upaya untuk mempertahankan pelanggan jasa pendidikan yang sudah ada merupakan tugas utama pemasar jasa pendidikan. Pelanggan jasa pendidikan yang loyal sering kali tidak terlalu peka terhadap harga jasa pendidikan dan dapat menjadi tenaga penjual jasa pendidikan secara luas.
7.      Nilai Bagi pemangku Kepentingan (Stakeholder Value)
Kinerja kompetens pendidikan dapat diukur dar keberhasilan sekolah memberikan nilai kepada para pemangku kepentingan. Nilai bagi pemangku kepentingan adalah selsih dari manfaat jasa pendidikan dengan total biaya yang menjadi beban para pemangku kepentingan sekolah.
8.      Pertumbuhan (Growth)
Sekolahpun perlu bertumbuh. Penjualan,pangsa pasar, kesadaran pelanggan serta alat ukurkinerja kompetensi pendidikan lainnya harus meningkat dari waktu ke waktu.oleh karena itu semua knerja kompetensi pendidikan harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Adapun pilihan strategi kompetensi pendidikan yang tersedia pada “7n1” Competition strategy adalah sebagai berikut:
a.         Merek Hebat (great Perseption)
b.        Produk berkualitas (quality product)
c.         Produk inovatif (Innovative Product)
d.        Keterlibatan pelanggan (Customer Engagement)
e.         Distribusi Massal (massive Distribution)
f.         Harga bersaing (Competitive Price)
g.        Tenaga penjual yang handal (Strive Sales Person)
h.        Wawasan tentang pelanggan (Customer Insight)[8]







BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
1.      Menurut Kotler, penentuan posisi pasar ialah tindakan merancang bauran produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di ingatan pelanggan, sehingga pelanggan dapat memahami dan menghargai hal yang dilakukan organisasi dalam kaitannya dengan kompetitor. Jadi, Penentuan posisi pasar merupakan cara untuk memosisikan produk ke pikiran pelanggan. Unsur terpenting pernyataan penentuan posisi pasar sekolah adalah diferensiasi sekolah. Diferensiasi merupakan proses untuk menciptakan penawaran yang berbeda, dan dapat membedakan organisasi melalui sejumlah alat yang telah tersedia sehingga dapat menambahkan nilai yang berarti pada penawaran tersebut.
2.      Latar belakang pemikiran penentuan posisi pasar jasa pendidikan ialah untuk menciptakan citra sekolah yang diharapkan, artinya langsung berkaitan dengan bagaimana pelanggan jasa pendidikan yang berada di segmen pasar jasa pendidikan tertentu tersebut mempersepsikan jasa pendidikan. Menurut Kotler, terdapat tiga langkah dalam melakukan penentuan posisi pasar, yaitu sebagai berikut :
a.       Mengenal berbagai keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
b.      Memilih berbagai keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
c.       Menyampaikan berbagai keunggulan itu secara efektif kepada pasar sasaran.
3.      Penentuan posisi pasar jasa pendidikan ditunjukkan langsung kepada pelanggan jasa pendidikan dan komunikasi, berperan besar menancapkan citra produk jasa pendidikan kedalam benak pelanggan jasa pendidikan. Shostack juga mengemukakan bahwa penentuan posisi pasar yang dilakukan terhadap organisasi dapat terjadi pada berbagai tingkatan, yaitu sebagai berikut:
a.       Tingkatan industry
b.      Tingkatan oraganisasi
c.       Tingkatan sektor produk
d.      Tingkatan produk atau jasa individu.
4.      Strategi differensiasi merupakan salah satu dari strategi pemasaran sebagai strategi bersaing. Strategi ini mengisyaratkan lembaga pendidikan mempunyai jasa atau fasilitas yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Kazmi mengemukakan bahwa terdapat beberapa variabel penting yang memengaruhi organisasi untuk membedakan penawaran produknya dengan kompetitor, yaitu sebagai berikut, diferensiasi produk, jasa, karyawan, dan citra.
5.      Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja dari kemampuan bersaing jangka pendek dan jangka panjang untuk memberikan nilai bagi pihak-pihak yang berkaitan secara berkelanjutan. Kemampuan bersaing sekolah dapat diukur dengan menggunakan “tujuh plus satu” alat ukur daya saing atau disebut juga “7n1” Compettiveness indicator untuk menilai kemampuan bersaing organsasi, melayani pelanggan dan para pemangku kepentingan.




[1] David Wijaya, Pemasaran Jasa pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2016), 54-57.
[2] Ibid., 57-59
[3] Ibid., 59.
[4] Buchari Alma, Ratih Hurriyati, Manajemen Corparate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan focus Pada Mutu dan Layanan Prima (Bandung: Alfabeta, 2008), 67.
[6] David Wijaya, Pemasaran Jasa pendidikan, 60-61.
[7] Niko Abdullah Kurniawan et.aall, MProvement Manajemen Pendidikan: Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, 2016. Diakses di https://jurnalimprovement.wordpress.com/2016/07/14/strategi-pemasaran-jasa-pendidikan/
[8] David Wijaya, Pemasaran Jasa pendidikan, 62-64.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Advertisement

Popular Posts

Category 1

No one has ever become poor by giving, Please Donate

Popular Posts

Subscribe Via Email

Sign up for our newsletter, and well send you news and tutorials on web design, coding, business, and more! You'll also receive these great gifts:

Subscribe Via Email

LightBlog

Daftar Blog Saya

Slider

Fashion

Music

Text Widget

Follow Us @soratemplates

Fashion

Technology

Fashion

Diberdayakan oleh Blogger.

ads

show

Facebook

My Instagram

Cari Blog Ini

Temukan makalahmu...

Facebook

Stay Connected

Comments

Blogroll

Follow us

Vertical1

Featured Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Video Of Day

Subscribe for New Post Notifications

Followers

Fixed Link!

Welcome To Basil

Home Top Ad

Responsive Ads Here

My Instagram

Translate

Makalah dan PPT

Site Links

Flickr Images

Hello! We’re Fenix Creative Photo Studio

Sepakbola

Ethereum

Ripple

Laman

LightBlog

Pages - Menu

Adbox

Bitcoin

Litecoin

7

News

Sports

Food

Technology

Featured

Videos

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Featured Posts

Statistik

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Random Posts

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Recent

Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Hello, here you can tell something about yourself or you can put your blog description here or even you can add some quote of your choice here. This is an optional text area which you can hide or delete from the layout. Its totally dependent upon you if you want this text area or not.

Ads

test

Sponsor Advertisement

Ads

Hey there, We are Blossom Themes! We are trying to provide you the new way to look and use the blogger templates. Our designers are working hard and pushing the boundaries of possibilities to widen the horizon of the regular templates and provide high quality blogger templates to all hardworking bloggers!

Follow us on FaceBook

Popular Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.