ASPEK SUMBER
DAYA ALAM MANUSIA DALAM PEMASARAN JASA PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai salah
satu komponen utama dalam system pendidikan, lembaga pendidikan sufah layaknya
memberikan konstribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM. Apabila
lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output
akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut. Artinya, pengelolaan pendidikan
yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen secara umum yaitu:
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing),
dan pengendalian (controlling). Fungsi-fungsi manjerial tersebut hendaknya
dilakukan oleh setiap pengelola lembaga pendidikan secara evektif dan efisien,
secara khusus pimpinan merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
sumber daya lembaga pendidikan.
Pendidikan
yang bermutu merupakan standar kesesuaian tampilan terhada atribut-atribut yang
dianggap penting oleh para pelanggan atau pengguna jasa pendidikan. Atribut-atribut
mutu tersebut hendaknya diketahui oleh penyelanggara lembaga pendidikan,
sehingga dalam oprasional kegiatan dapat mengacu kepada kepentingan mutu
pelanggan. Karena kegiatan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk
pelayanan jasa yang memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier atau
sekedar jual beli.
Oleh karena
itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang aspek sumber daya manusia
(SDM) dalam pemasaran jasa pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa peran penting SDM dalam
pemasaran jasa pendidikan?
2.
Bagaimana pemasaran internal jasa
pendidikan?
3.
Bagaimana layanan konsumen jasa
pendidikan?
4.
Bagaimana dasar layanan konsumen
jasa pendidikan?
5.
Bagaimana proses manajemen SDM
dalam oprasi jasa pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peran Penting
Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam era
globalisasi, mobilitas berbagai jenis sumber daya tidak memiliki batas. Oleh
karena itu, kita perlu mengutamakan peran SDM dalam pemasaran jasa. Menurut
Payne, peran SDM didalam organisasi jasa perlu dibedakan sehingga dapat
dikelola lebih baik. Secara umum, SDM jasa pendidikan dikelompokkan atas
beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut :[1]
1.
Penghubung (contactor), yaitu
SDM jasa pendidikan yang berhubungan intensif dengan pelanggan jasa pendidikan
dan memilih aktivitas pemasaran jasa pendidikan dan bertugas melayani
pelanggan jasa pendidikan. Mereka membutuhkan pelatihan, persiapan, dan
motivasi yang tinggi untuk melayani pelanggan jasa pendidikan setiap hari.
Selain itu, mereka harus memiliki kemampuan untuk besikap tanggap dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan.
2.
Pemodifikasi (modifier),
yaitu SDM jasa pendidikan yang terlibat langsung dalam aktivitas pemasaran jasa
pendidikan. Mereka jarang sekali berkomunikasi dengan pelanggan jasa
pendidikan. Oleh sebab itu, mereka harus memiliki pandangan luas mengenai
strategi pemasaran jasa pendidikan. Selain itu, mereka membutuhkan keahlian
untuk bekerja sama dengan pelanggan jasa pendidikan.
3.
Pemberi pengaruh (influencer),
yaitu SDM jasa pendidikan yang berfokus pada pelaksanaan strategi pemasaran
jasa pendidikan.
4.
Pemisah (isolated), yaitu
SDM jasa pendidikan yang akan berhasil jika tidak mendapat dukungan yang
memadai dari pemimpin sekolah, terutama dukungan motivasi.
Sumber daya
manusia jasa pendidikan merupakan orang-orang yang telah atau memiliki
dampak terhadap sekolah. Selanjutnya,
SDM jasa pendidikan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok berikut.[2]
a.
Siswa
Siswa merupakan peranan penting dalam penilaian kinerja sekolah.
Oleh karena itu, kita dapat menilai presentasi, pendaftaran, kepuasaan, dan
kebutuhan siswa. [3]
b.
Guru dan Karyawan Sekolah
Kualitas guru dan karyawan sekolah harus diperhatikan apabila kita
akan menilai sekolah. Jika sekolah mempunyai guru dan karyawan sekolah yang
produktif serta bekerja dalam jangka panjang, kedudukan mereka sebagai guru dan
karyawan sekolah bias menunjukkan loyalitas, kelancaran, serta stabilitas
sekolah.[4]
c.
Orangtua Siswa dan Wali Siswa
Orang tua siswa dan wali siswa akan memiliki tingkat kepuasaan yang
tinggi jika mereka memiliki kepuasaan, aktif, serta menyetujui seluruh usaha
yang dilakukan sekolah. Oleh karena iu, orang tua dan wali siswa perlu
mengetahui keterlibatanya dalam proses pendaftran siswa, pembelajaran yang
mereka ajarkan kepada siswa dirumah, hubungan mereka denga siswa, aktivitas
ekstrakurikuler siswa dan program pembelajaran jarak jauh yang mereka sarankan
untuk siswa, serta aktivitas social lainya.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003, sumber daya pendidikan adalah
segala sesuatu yang dugunakan dalam peyelanggaraan yang meliputi tenaga
kependidikan, masyarakat, dana, serta sarana dan prasarana. Definisi pendidik
menurut UU Nomor 20 tahun 2003 adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, dan fasilitator.[5]
B.
Pemasaran
Internal Jasa Pendidikan
Pemasaran
internal jasa pendidikan harus dilakukan menggunakan pendekatan keputusan dan
strategi SDM jasa pendidikan. Adapun tujuan pemasran internal jasa pendidikan
adalah memotivasi dan memungkinkan karyawan sekolah untuk memenuhi janji yang
ditetapkan sekolah. Menurut Zeit Haml dan Bitner, agar membangun budaya sekolah
yang berorientasi pada pelanggan jasa pendidikan dan karyawan sekolah yang berorientasi melayani, sekolah harus
mengikuti empat strategi utama :[6]
1.
Mempekerjakan karyawan yang tepat.
Tahap pertama yang dilakukan sekolah adalah mempekerjakan dan merekrut karyawan
sekolah yang tepat. Berikut tiga cara untuk mencapai proses perekrutan
karyawan sekolah secara evektif dan tepat:
a.
Bersaing mencari karyawan sekolah
terbaik.
b.
Mempekerjakan karyawan sekolah yang
mempunyai kompetensi dan kecenderungan melayani pelanggan jasa pendidikan,
dengan mewawancarai dan menyeleksi calon karyawan sekolah yang terbaik dari
calon karyawan sekolah potensial. Jadi, calon karyawan sekolah harus memiliki
dua kemampuan utama yaitu sebagai berikut:
1)
Kompetensi untuk melayani
pelanggan.
2)
Kecenderungan untuk melayani
pelanggan.
c.
Berusaha menjadi atasan yang
disukai karyawan sekolah.
2.
Mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa. Dalam
rangka menumbuhkan dan memlihara karyawan sekolah yang berorientasi pada
pelanggan jasa pendidikan dan berfokus pada proses penyampaian kualitas jasa
pendidikan, sekolah harus mengembangkan karyawanya untuk menyampaikan kualitas
jasa pendidikan dengan baik.
3.
Menyediakan system pendukung yang
dibutuhkan. Untuk dapat bekerja secara evektif dan evisien karyawan sekolah
memerlukan system pendukungan internal yang sejalan dengan kebutuhanya agar
bisa berorientasi pada pelanggan jasa pendidikan.
4.
Mempertahankan karyawan terbaik.
Disamping merekrut karyawan sekolah yang tepat, melatih dan mengembangkan
sekolah agar dapat menyampaikan kualitas jasa pendidikan, menyediakan system
pendukung yang dibutuhkan, sekolah juga harus mempertahankan karyawan terbaik.
C.
Layanan
Konsumen Jasa Pendidikan
Tingkat kompetisi
pendidikan yang meningkat dan teknologi pendidikan yang berkembang menjadikan
setiap sekolah berusaha untuk menjalankan strategi dalam memenangkan kompetisi
pendidikan. Salah satu caranya adalah merangkul pelanggan jasa pendidikan
(siswa). Strategi ini dikenal dengan strategi managemen hubungan pelanggan (Customer
Relation Ship Management-CRM). Seringkali, CRM dikenal dengan sebutan
“Manajemen Pelanggan,” yaitu pendekatan bisnis yang bertujuan untuk
menciptakan, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan sasaran
secara seksama agar dapat meningkatkan nilai pelanggan dan profitabilitas
perusahaan sehingga memaksimalkan nilai pemiliknya. Customer Relation Ship
Management juga dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk
menerapkan strategi pemasaran hubungan.
Jadi dapat
dikatakan, bahwa CRM sebagai suatu praktik yang menyediakan sudut pandang
pelanggan secara terpadu dan tergabung diseluruh bidang bisnis sehingga bisa
dipastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik. Customer
Relation Ship Management jasa pendidikan memasukkan unsur-unsur metodologi,
perangkat lunak dan kemapuan website sekolah yang membantu mengembangkan
serta mengelola hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan di sekolah. Customer
Relation Ship Management jasa pendidikan menyediakan aplikasi berorientasi
pada data untuk membantu mengelola dan melacak interaksi unsur-unsur sekolah,
serta sebagai alat pengambilan keputusan manajemen.[7]
Berdasarkan
sudut pandang siswa sebagai pelanggan jasa pendidikan, CRM jasa pendidikan
dapat menyediakan interaksi antar bidang yang terkait dengan siswa, seperti
penerimaan siswa, pendaftaran siswa, bantuan keuangan siswa, dsb. melalui
sistem tunggal sehingga menghasilkan pemahaman mendalam bagi setiap siswa yngan
memiliki keunikan tersendiri. Bagi guru dan karyawan sekolah, CRM jasa
pendidikan mengoptimalkan interaksi antar bagian sekolah berkaitan dengan
manfaat, pembayaran, pelatihan, teknologi informasi, atau fasilitas sekolah.
Berdasarkan sudut
pandang sekolah, CRM jasa pendidikan dapat menghasilkan gambaran setiap
pelanggan jasa pendidikan yang ada di sekolah serta segala aktivitasnya secar
jelas dan lengkap. Proses dan teknologi CRM jasa pendidikan yang semakin
berkembang dapat mendorong pertumbuhan sumber daya sekolah dan jasa pendidikan
baru yang akan berfokus pada siswa.[8]
Menurut
Campbell dan Robert, CRM jasa pendidikan terdiri dari tiga tahap penting.
Setiap tahap tersebut harus dipertibangkan secara terpisah dan harus berdasarkan
urutannya karena setiap tahap membentuk data dan pemahaman bagi tahap
selanjutnya. Ketigatahap tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1.
Manajemen Hubungan (Contact
Management)
Manajemen hubungan merupakan filosofi yang menyebabkan sekolah
dapat melacak aktifitas dan interaksi setiap pelanggan jasa pendidikan secara
elektronik. Ada dua prioritas utama yang perlu dilakukan oleh sekolah agar
manajemen hubungan dapat berhasil, yaitu sebagai berikut :
a.
Mencatat setiap interaksi yang
terjadi di sekolah. Misalnya mencatat aktifitas keuangan sekolah sekolah sejak
awal untuk dapat melihat apak siswa mendapatkan bantuan dana pendidikan dan
berapa kali mendapatkan bantuan dana pendidikan sejak awal bersekolah.
b.
Memperbarui basisi data sekolah
secara terus-menerus dengan informasi khusus yang dipelajari selama proses
interaksi dengan pelanggan jasa pendidikan. Misalnya memperbarui data alamat
rumah siswa yang baru saja pindah atau perubahan perpindahan jurusan.
2.
Manajemen kampanye (Campaign
Management)
Manajemen kampanye merupakan proses perancangan dan
pengotomatisasian strategi sekolah dan menjadi alat yang sangat ampuh untuk
membangun, mewujudkan, serta melacak aktifitas pemasaran jasa pendidikan yang
dilakukan. Manajemen kampanye dikelompokkan menjadi dua kategori berikut ini :
a.
Kampanye reaktif, yang
dilakukan berdasarkan perilaku pelanggan jasa pendidikan. Misalnya menghadiri
perlombaan yang diselenggarakan sekolah dan membayar spp.
b.
Kampanye proaktif, yang
digunakan untuk membantu sekolah dalam mencapai tujuan khususnya yang tidak
akan tercapai tanpa melakukan pemasaran jasa pendidikan. Misalnya tujuan
sekolah untuk meningkatkan jumlah peminat jurusan tertentu akan tercapai jika
sekolah merancang dan menjadwalkan kampnye pemasaran jasa pendidikan sehingga
menyampaikan materi informsai yang unik.
3.
Pengambilan keputusan berdasarkan
data (Data-Driven Decision Making)
Customer Relation Ship Management jasa pendidikan bertujuan untuk mengetahui
cara sekolah dalam mengambil keputusan secara cerdas berdasarkan data yang
berkualitas. Ada tiga unsur dari lembaga
pendidikan berdasarkan data, yaitu sebagai berikut :
a.
Komitmen untuk memperoleh data,
merupakan tahap paling suli karena banyak sekolah tidak mampu dalam mengambil
keputusan, dengan mengunakan data yang diperoleh dari guru dan karyawan sekolah
yang berkomunikasi dengan pelanggan jasa pendidikan. Guru dan karyawan sekolah
menyimpan catatnnya dalam bentuk folder sehingga hal tersebut tidak mudah dibagikan
karena bersifat sementara dan tidak dapat dianalisis.
b.
Meningkatkan penggunaan data. Ada
dua cara untuk meningkatkannya, sebagai berikut :
1)
Menggunakan data internal sekolah
melalui upaya pemasaran jasa pendidikan sehingga bisa mengumpulkan informasi
pelanggan jasa pendidikan.
2)
Menggunakan data external sekolah
yang dibeli dari pihak ketiga untuk memperkaya data sekolah yang telah ada.
3)
Menganalisis data. Berdasrkan
datayang diperoleh, pemasaran jasa pendidikan melakukan analisis data sebagai dasar
pengambilan keputusan strategis di sekolah dengan membuat laporan kinerja
terhadap aktifitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan, tanggapan terhadap
promosi jasa pendidikan yang dilakukan, dan sebagainya. Melalui informasi ini
sekolah dapat mengetahui informasi perubahan.[9]
Ketika sekolah berfokus pada siswa sebagai pelanggan jasa
pendidikan, keuntungan penerapan CRM jasa pendidikan itu mencakup focus
terhadap siswa, memperbaiki data siswa dan manajemen proses, serta meningkatkan
kepuasan, loyalitas, dan retensi siswa pada program dan jasa pendidikan yang
diberikan sekolah. Oleh karena itu, keuntungan peneran CRM jasa pendidikan
secara khusus meliputi sebagai berikut.
a.
Mempercepat dan memperlancar
komunikasi antar siswa, guru dan karyawan sekolah, serta pemangku kepentingan sekolah
lainnya.
b.
Mempermudah akses terhadap data
siswa guru dan karyawan sekolah, serta pemangku kepentingan sekolah lainnya.
c.
Mempermudah proses penilaian
kinerja sekolah.
d.
Memiliki basis data alumni dan
menjaga hubungan dengannya melalui komunikasi yang baik.
e.
Memperlancar komuniasi antara siswa
dengan guru ketika mengikuti program belajar jarak jauh.
f.
Meningkatkan efisiensi pekerjaan
administrasi sekolah.
Dengan di terpkannya konsep CRM jasa pendidikan, sekolah mampu
menciptakan kepuasan pelanggan jasa pendidikan dan meningkatkan loyalitas
pelanggan jasa pendidikan. Dalam menerapkan CRM jasa pendidikan, sekolah
diadakan dengan beberapa tantangan berikut:
a.
Melakukan surat menyurat dengan
pasar sasaran jasa pendidikan.
b.
Perekrutan tenaga kerja disekolah
(guru dan kayawan sekolah) serta program retensinya.
c.
Pengelolaan siswa.
d.
Perekrutan siswa.
e.
Komunikasi sekolah dengan alumni.
f.
Komunikasi tentang program belajar
jarak jauh.
g.
Pengelolaan aliran administrasi
karyawan sekolah.
h.
Kolaborasi antara siswa, guru.[10]
D.
Dasar Layanan
Konsumen Jasa Pendidikan
Keputusan
pelanggan jasa pendidikan (siswa) membeli produk jasa pendidikan adalah
peristiwa penting bagi pemasar jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan
tertarik dengan proses pengambilan keputusan pelanggan jasa pendidikan, yakni
siswa memilih salah satu alternatif keputusan
dari banyak alternatif keputusan yang telah tersedia. Kotler dan Fox
mengemukakan tahapan pengambilan keputusan pelanggan jasa pendidikan secara sistematis,
yaitu sebagai berikut :
1. Motivasi yang Diperlukan
Sekolah
membutuhkan karyawan sekolah yang berkualitas. Sekolah perlu mengadakan program
pendidikan dan pelatihan untuk seluruh karyawan sekolah. Sekolah juga perlu
mencari cara dalam meningkatkan manfaat sekolahnya bagi pelanggan jasa
pendidikan tanpa menekankan keterlibatan karyawan sekolah, yaitu menelusuri
investasi pendidikan pada karyawan sekolah, bukan pada total pengeluaran
tahunan sekolah untuk operasi pendidikan lainnya.
2. Pengumpulan Informasi
Pelanggan jasa
pendidikan mempertimbangkan sekolah berdasarkan pada pengumpulan informasi.
Pemasar jasa pendidikan harus menjawab dua pertanyaan berikut :
a. Berapa banyak informasi
yang dikumpulkan oleh pelanggan jasa pendidikan sebelum mengambil keputusan?
b. Apakah sumber informasi
yang digunakan oleh pelanggan jasa pendidikan dan apakah yang akan memengaruhi
sumber informasi itu?[11]
3. Kumpulan Pilihan yang
Dibentuk
Pelanggan jasa
pendidikan memilih sekolah berdasarkan kelompok sekolah peringkat atas sampai
bawah. Kelompok sekolah dikategorikan sebagai kumpulan sekolah yang disadari
(sekolah yang diketahui pelanggan jasa pendidikan) dan kumpulan sekolah yang
tidak disadari (sekolah yang tidak diketahui pelanggan jasa pendidikan).
Menurut kelompok sekolah yang disadari, pelanggan jasa pendidikan akan
mempertimbangkan dan memilih kelompok sekolah yang disukainya, dan pada
akhirnya memutuskan satu sekolah terbaik.
4. Penentuan Kriteria
Evaluasi
Kriteria
evaluasi berupa pertanyaan yang diajukan pada pelanggan jasa pendidikan tentang
alasan memilih sekolah, memilih sekolah swasta atau negeri, jumlah siswa dalam
kelas, jumlah masyarakat sekitar, program pendidikan, biaya pendidikan, dan
program olahraga.
5. Evaluasi Alternatif
Pelanggan jasa
pendidikan dapat menggunakan proses evaluasi pelanggan jasa pendidikan melalui
enam konsep dasar, yaitu gagasan
mengenai pilihan pelanggan jasa pendidikan.
6.
Pengambilan Keputusan dan Pelaksanaan
Pemasar jasa
pendidikan dapat memilih sekolah terbaik atau sekolah yang menawarkan program
pendidikan menarik, lalu mempertimbnagkan keunggulan biaya dari masing-masing
sekolah tersebut dan publikassi pemasaran jasa pendidikan.[12]
7.
Pengaruh Terhadap Proses Keputusan
Pemasar jasa
pendidikan perlu mengetahui sumber informasi utama bagi calon siswa dan
pengaruh yang dimilikinya dengan memahami 5 peran pengaruh pada proses
pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :
a.
Pemrakarsa (initiator),
yaitu orang yang pertama kali menyarankan atau memikirkan ide untuk mendaftar
di sekolah atau memilih sekolah tertentu.
b.
Pemberi pengaruh (influencer),
yaitu orang yang memberikan saran yang membawa pengaruh pada keputusan akhir
dan orang yang mengutarakan pendapatnya atau menyajikan informasi.
c.
Penentuan (decider), yaitu
orang yang akhirnya menentukan setiap bagian dari seluruh keputusan, seperti
apa, di mana, atau kapan waktu memdaftar.
d.
Pembeli (purchaser), yaitu
orang yang membuat tujuan yang sebenarnya.
e.
Pengguna (user), yaitu orang
yang mendatar.
8.
Bergerak dari Keputusan Kepada Tindakan
Pelanggan jasa
pendidikan membentuk berbagai pilihan sekolah (tujuan mendaftar dan kepastian
diterima di sekolah) dari berbagai alternatif sekolah dengan menggunakan dua faktor penting, yaitu perilaku sekolah
kompetitor dan faktor-faktor situasi sekolah.
9. Penilaian Setelah
Pendaftaran
Pemimpin
sekolah menilai keterlibatan guru dan karyawan sekolah dengan menggunakan
evaluasi pada masing-masing guru dan karyawan sekolah serta proses belajar
mengajar. Pemimpin sekolah harus berupaya meningkatkan kinerja guru dan
karyawan sekolah pada berbagai jenjang
dan/atau tingkat ketrampilan akibat dari keterlibatan guru dan karyawan
sekolah.
10. Tanggapan Sekolah
Sekolah berupaya
memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan dengan menghitung manfaat dan
biaya saat menawarkan potongan uang sekolah dan keunggulannya bagi siswa.
Melalui program itu, pendapatan sekolah awalnya akan berkurang tetapi tingkat
keterlibatan karyawan sekolah naik sehingga jumlah pendaftaran siswa dan
pendapatan sekolah juga naik.[13]
E.
Proses
Manajemen SDM Dalam Operasi Jasa Pendidikan
Sekolah harus
menawarkan jasa pendidikan dengan nilai dan kualitas terbaik sehingga dikenal
dengan pemimpin pasar jasa pendidikan. Oleh karena itu, sekolah seharusnya
memiliki strategi pemasaran jasa pendisdikan agar bisa memenangkan kompetisu,
tetapi masih dipandang sebagai sekolah terpercaya yang menjalankan proses
belajar mengajar dengan cara yang etis. Untuk menjadi pemimpin pasar jasa
pendidikan, sekolah membutuhkan pemimpin sekolah yang efektif. Pemimpin sekolah
disebut efektif jika dapat mengoordinasikan aktifitas pemasaran (layanan
pelanggan), operasi (pengelolaan teknologi), dan SDM. Dengan demikian,
aktifitas pemasaran jasa pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan aktifitas
sekolah yang lain. Heskat dkk menemukan menyebut 8 rantai dalam rantai manfaat
jasa yang dihubungkan untuk mencapai keberhasilan organisasi jasa, sebagai
berikut :
1.
Loyalitas pelanggan yang
menggerakkan profitabilitas dan pertumbuhan.
2.
Kepuasan pelanggan yang
menggerakkan loyalitas pelanggan.
3.
Nilai yang menggerakkan kepuasan
pelanggan.
4.
Produktifitas karyawan yang
menggerakkan nilai.
5.
Loyalitas karyawan yang
menggerakkan produktifitas.
6.
Kepuasan karyawan yang menggerakkan
loyalitas.
7.
Kualitas internal yang menggerakkan
kepuasan karyawan.
8.
Kepemimpinan manajemen puncak yang
mendasari keberhasilan rantai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Peran Penting Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan Menurut Payne,
peran SDM didalam organisasi jasa perlu dibedakan sehingga dapat dikelola lebih
baik. Secara umum, SDM jasa pendidikan dikelompokkan atas beberapa kelompok,
yaitu penghubung, pemodifikasi,pemberi pengaruh, dan pemisah, Selanjutnya dalam
ranah SDM jasa pendidikan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu
siswa, guru, karyawan sekolah, orag tua siswa, dan wali siswa.
2. Pemasaran
internal jasa pemasaran pendidikan agar membangun budaya sekolah yang
berorientasi pada pelanggan jasa pendidikan dan karyawan sekolah yang berorientasi melayani, sekolah harus
mengikuti empat strategi utama. Yang pertama mempekerjakan karyawan yang tepat
waktu, kedua mengembangkan karyawan untuk menyampaikan kualitas jasa, ketiga menyediakan
system pendukung yang dibutuhkan, dan ke empat mempertahankan karyawan yang
baik.
3. Layanan konsumen jasa pendidikan dapat dikatakan, bahwa CRM sebagai
suatu praktik yang menyediakan sudut pandang pelanggan secara terpadu dan
tergabung diseluruh bidang bisnis sehingga bisa dipastikan bahwa setiap
pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik.
4. Dasar layanan konsumen jasa pendidikan Kotler dan Fox mengemukakan tahapan pengambilan keputusan pelanggan jasa
pendidikan secara sistematis, yaitu motivasi yang dibutohkan,
pengumpulan informasi, kumpulan
pilihan yang dibentuk, penentuan kriteria
evaluasi, evaluasi alternative, pengambilan proses pelaksanaan, pengaruh terhadap
proses pelaksanaan, bergerak dari keputusan kepada tindakan, penilaian setelah
pendaftaran, tanggapan sekolah.
5. Untuk menjadi
pemimpin pasar jasa pendidikan, sekolah membutuhkan pemimpin sekolah yang
efektif. Pemimpin sekolah disebut efektif jika dapat mengoordinasikan aktifitas
pemasaran (layanan pelanggan), operasi (pengelolaan teknologi), dan SDM.
DAFTAR PUSTAKA
David Wijaya, Pemasaran Jasa
Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2016
Kevin
Campbell. 2007. What is this thing called CRM?
Margaret
O’hara. “Customer Relationship Management in Higher Education Using Information
Systems to Improve the Student-School Relationship”, Campus Wide Information
System, Vol. 23, No. 1, 2006.
http:www.universitybusiness.com/vewarticle.aspx?articleid=889,
diakses 2 Juni 2018
[9] Kevin Campbell. 2007. What is this thing called CRM? http:www.universitybusiness.com/vewarticle.aspx?articleid=889,
diakses 2 Juni 2018.
[10] Margaret O’hara. “Customer Relationship Management in Higher Education
Using Information Systems to Improve the Student-School Relationship”, Campus
Wide Information System, Vol. 23, No. 1, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar